“Kalau mereka tidak membayar dan kita konsisten dengan aturan maka cukup banyak mahasiswa putus kuliah. Oleh karena itu, dengan momentum ini hampir semua forkopimda dan pimpinan daerah ada di sini, kita berharap ini jadi catatan penting di mana kita melakukan evaluasi lagi, introspeksi lagi bagaimana kita menyelamatkan anak-anak kita untuk masa depan Maluku Utara,” papar Ridha.

Ia berharap di momentum ini semua pihak akan membuka dialog, komunikasi baik antarperguruan tinggi, pemerintah daerah Provinsi Malut, maupun pihak industri lainnya agar melihat ini sebagai tanggung jawab bersama.

“Oleh karena itu, kita berterima kasih kepada semua kepala daerah di tahun ini yang membantu Universitas Khairun Ternate dan juga kepada pemerintah provinsi, Pemerintah Kota Ternate dan Pemerintah Kota Tidore sudah kolaborasi menyambut tamu kita yang datang pada hari ini,” bebernya.

Ia menambahkan, ada sejumlah agenda akan dilakukan pasca kegiatan Simposium Nasional Akuntansi.

“Ketua IAI tadi beliau sempat cerita, ternyata industri batubara dan industri nikel di Kalimantan itu mereka menyediakan anggaran untuk perguruan tinggi bahkan membantu perguruan tinggi di luar daerah seperti UGM. Saya ingin mengadopsi hal tersebut dengan mengkomunikasikan ini untuk kepentingan Unkhair dan kepentingan masyarakat Maluku Utara. Saya pikir industri yang ada di Maluku Utara sudah cukup memiliki kapasitas untuk bisa membantu di bidang pendidikan,” tandasnya.

Terpisah, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unkhair Muhsin N Bailussy, SE., M.Si berharap dengan pelaksanaan simposium ini bisa berkontribusi di bidang keilmuan terutama akuntansi.