Mengenal Kesehatan Mental Remaja
Kesehatan mental berasal dari istilah Mental Health. Kata Mental diambil dari kata latin “mens, mentis” artinya “Jiwa, Nyawa, Roh, Sukma, Semangat”, sedangkan Health yang berarti kesehatan. Dengan demikian Daradjat (2001), mendefinisikan kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan antar fungsi-fungsi jiwa serta sanggup menghadapi berbagai permasalahan yang biasa terjadi. Maka dapat dijelaskan bahwa kesehatan jiwa adalah terhindarnya seseorang dari gejala gangguan jiwa, terwujudnya keharmonisan antar fungsi-fungsi jiwa, dan sanggup menghadapi berbagai permasalahan yang biasa terjadi, serta memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri dan lingkungannya, berlandaskan keimanan dan ketaqwaan, dengan tujuan akhir untuk mencapai makna kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat.
Menurut WHO (2004), kesehatan mental adalah kondisi sejahtera dimana individu memiliki kesadaran diri sepenuhnya tentang dirinya dan mampu memanajemen diri dengan baik, mengatasi tekanan, stres, problematika diri dalam kehidupan sehari-hari, bekerja produktif dan menghasilkan kerja nyata, serta berkontribusi aktif di lingkungan atau komunitasnya. Sementara Samiun (2010) menyebutkan mental adalah hal-hal yang berkaitan erat dengan masalah batin dan watak manusia, artinya kesehatan mental merupakan kondisi ketika batin dan watak manusia dalam keadaan normal, tenteram, dan tenang, sehingga dapat menjalankan aktivitas dan menikmati kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut Jayasankara, R. K. & Thattil, A. (2018), bahwa kesehatan mehtal remaja menggambarkan kondisi yang tetap mampu menerima keadaan dirinya, yakni dapat berdamai dengan keadaan dan kondisi apapun dan mereka merasakan nyaman, tetap mampu menempatkan diri pada kondisi-kondisi yang seharusnya dilakukan dan tidak merasa keberatan dalam bersosialisasi, dan tidak bersikap individualistis.
Berdasarkan ketiga definisi kesehatan mental tersebut bila dihubungkan dengan remaja, maka kesehatan mental dalam konteks kegiatan pembelajaran adalah kondisi batin, perasaan serta pikiran remaja yang tidak mengalami kegelisahan yang berkepanjangan, merasakan keasyikan dalam belajar, tidak malas yang berlarut-larut, tetap mengedepankan sosial kemasyarakatan, tidak menyendiri dan anti sosial, serta adanya daya dukung yang besar dari lingkungan sekitarnya (keluarga).
Mengenal Gejala Gangguan Kesehatan Mental Remaja
Smith, T. W & Sarafino, E. P. (2014), menyebutkan terdapat beberapa tanda atau gelaja jika seorang remaja mengalami gangguan mental, yaitu: 1) Remaja dihantui ketakutan, kekhawatiran, atau perasaan bersalah; 2) Ketidakmampuan remaja untuk mengatasi stres atau masalah sehari-hari, terutama hal yang berhubungan dengan kegiatan sekolah; 3) Marah berlebihan dan rentan melakukan kekerasan, akibatnya melakukan bullying dan sering bertengkar dengan teman sekolahnya; 4) Memiliki pengalaman dan kenangan buruk yang tidak dapat dilupakan; 5) Memiliki pikiran buruk untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain; 6) Isolasi sosial, di sekolah juga cenderung menyendiri; 7) Mendengar suara (halusinas) atau mempercayai sesuatu yang tidak benar; 8) Mengalami nyeri yang tidak dapat dijelaskan; 10) Mengalami perubahan suasana hati atau stemming drastis yang menyebabkan masalah dalam hubungan dengan orang lain; 11) Merasa bingung, pelupa, marah, tersinggung, cemas, kesal, khawatir, dan takut yang tidak biasa; 12) Merasa sedih, tidak berarti, tidak berdaya, putus asa, atau tanpa harapan; 13) Merokok, minum alkohol lebih dari biasanya, atau bahkan menggunakan narkoba; 14) Perubahan drastis dalam kebiasaan makan, seperti makan terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Mengenal Faktor yang Berpengaruh Kesehatan Mental Remaja
Berikut Sohail (2013), menguraikan beberapa factor yang dapat mempengaruhi kesehatan mental remaja di sekolah antara lain: 1) Ada atau tidaknya bullying di sekolah yang dilakukan oleh guru atau sesama temannya, karena bullying dapat berpengaruh kesehatan mental remaja, sehingga menjadi hambatan besar dalam proses perkembangan mental dan kepribadiannya; 2) Ada tidaknya daya dukung dari sekitar sekolah, karena harmonisasi yang baik antara guru dengan remaja maupun sesama temannya, maka niscaya remaja akan sehat mentalnya; 3) Kenyamanan lingkungan tempat sekolah, lingkungan sekolah kumuh, kotor, tidak membuat hati damai, maka yang demikian akan bisa mempengaruhi mental remaja; 4) Cara mengajar seorang guru, juga dapat mempengaruhi mentalitas remaja. Cara mengajar yang tidak inspiratif, kasar, keras, pilih kasih, dan tanpa pemahaman yang utuh, tugas yang begitu banyak yang terkesan memaksa akan menyebabkan para remaja stress, dan pada akhirnya menjadi malas serta enggan belajar degan baik.
Merawat Kesehatan Mental Remaja
Yang menjadi hal utama dalam merawat kesehatan mental para remaja adalah adanya kolaborasi sekolah, dunia akademik, orang tua dan lembaga kesehatan. Keempat unsur tersebut memiliki peran besar untuk menjaga kesehatan mental para remaja. Hal ini sejalan dengan pandangan Rahmatullah & Suyatno (2020), bahwa hati, perasaan, dan pikiran anak tidak boleh terbebani atau dibebani dengan cara-cara mengasuh dan mendidik yang keliru, artinya tidak sesuai dengan kaidah-kaidah pengasuhan dan pendidikan kepada anak atau remaja. Pengasuhan dan pendidikan yang dikedepankan kepada remaja adalah pengasuhan serta pendidikan yang kaya dengan secure attachment (keterikatan yang aman) bukan sebaliknya insecure attachment, yang mampu membuat remaja merasakan sentuhan yang tulus dan kaya dengan cinta kasih dari orang tua, maupun guru.
Tinggalkan Balasan