Tandaseru — Nampaknya, penelusuran penamaan pemukiman tua di Kelurahan Rum, Kecamatan Tidore Utara, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, mulai menemukan titik terang. Ini setelah pemuda setempat dan para tetua (masyarakat adat) menggandeng salah satu sejarawan Universitas Khairun Ternate, Irfan Ahmad, untuk melakukan penelusuran.

Penelusuran sudah dilakukan masyarakat adat setempat sejak 2002. Namun, belum efektif lantaran kekurangan data pendukung sehingga sempat tertunda. Kini, semangat itu mulai menggelora lagi.

Para tetua di Kelurahan Rum di antaranya Abubakar Senin Folasimo Badar Taib Folasimo, Muhammad Juni Folasimo bersama Irfan Ahmad, serta sejumlah pemuda mengulik jejak-jejak penamaan pemukiman tua pada pukul 14:00 WIT, Minggu (9/7).

Makam Sigi Mareku. (Tandaseru/Sofyan Togubu)

Mereka mulai menelusuri sejumlah kuburan para leluhur di beberapa titik yang ada di Kelurahan Mareku dan Kelurahan Sirongo Folaraha. Jarak tempuh dari Kelurahan Rum ke Mareku sekitar 20-30 menit menggunakan mobil.

Dalam perjalanan para tetua bahkan ada yang basah kuyup akibat hujan karena harus memasuki hutan belantara. Lokasi makam-makam tua leluhur tidak bisa dilewati kendaraan. Masyarakat tempatan mengeramatkan makam-makam tersebut.

Ditemui usai penelusuran, Irfan Ahmad mengungkapkan Rum adalah kampung sekaligus nama salah satu kelurahan di Tidore. Nama Rum memiliki dua versi cerita. Pertama, dalam tradisi lisan orang Tidore, nama Rum diambil dari Alquran surah ke-30, Surah Ar Rum.