Oleh: Sofyan A Togubu

Penulis Buku Karya Sastra” Tabir Kehidupan”

_______

PROVINSI Maluku Utara tidak hanya memiliki kekayaan alam melimpah. Namun, dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM) juga cukup diperhitungkan di mana banyak generasi muda sudah menghasilkan karya tulis berupa buku.

Dari penelusuran lewat platform sosial media berupa Facebook, Instagram dan Tiktok banyak ditemukan penulis lokal baik menulis soal-soal sejarah, budaya, ekologi hingga karya sastra. Pencermatan saya bahwa kadang penulis kategori dari luar daerah menulis terkait Maluku Utara ini, menetapkan posisi mereka pada hal “spesial”. Sementara, penulis lokal daerah di masih dianggap biasa-biasa saja.

Argumen ini tentunya berdasar, salah satunya adalah para penulis tergabung dalam wadah besar pada Forum Studi Independensia yang rutin menulis dan menghidupkan dunia literasi seperti program mereka menghadirkan buku gratis setiap hari Minggu di taman Nukila yang bisa diakses semua kalangan. Tidak hanya itu, ada beberapa program rutin internal lain.

Tercatat puluhan banyak buku dihasilkan Forum Studi Independensia berada di Kelurahan Sasa, Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate Maluku Utara ini. Karya yang dihasilkan di antaranya dengan judul Kata adalah Politik, Sampah Cerita kota dan hutan, Kata Mengejar Makna, Musik dan Cinta Tanah Dodomi, Demokrasi, Mengurai Kenangan dari Bersukaria Hingga Mengejar Cita-Cita. Serpihan Pengalaman, Aku Mencatat Maka Aku Ada, Bafeto Manifesto Kegelisahan Batobo dan Cerita Anak Pesisir, Kampung Rempah, Cerita kita, Aksara (aku bersama rasa), Bidadari Halmahera, Pemuda Membaca Sokrates, Kampung Durian, Musafir dan Bastiong Karance dan masih banyak lagi.

Menyesakkan dada adalah biaya penerbitan itu dari hasil patungan masing-masing orang. Keresahan ini juga dirasakan penulis mahasiswa asal STKIP Kie Raha dan beberapa dosen yang kendala dalam biaya penerbitan. Bagi penulis notabene memiliki akses ke tingkat atas tentunya memudahkan jalan mereka untuk menerbitkan buku tanpa kendala. Sementara penulis lain hanya mengandalkan modal semangat tentu kewalahan.