Oleh: Asterlita Tirsa Raha
Founder Ngaje-Ngaje Pustaka

_______

“Those who have the power to name the world are in a position to influence reality.”
Cheris Kramarae

APA yang sedang kau cari? Sekiranya bukan dirimu yang hilang. Mengapa tak diabaikan? Jika kau harus akhiri di sini, kau berhak menerima kamsia sebagai salam perpisahan. Tetapi andaikata kau bersikeras melanjutkan, tolong terimalah ia sebagaimana adanya.

Jangan menaruh tumpuan lebih atas tulisan ini, ia bukan gerbang jelajah menuju segala waktu di ruang lampau. Jangan juga menjadikan ini lompatan, sebab ia tidak akan memapah dahagamu pada mimbar paripurna. Tetapi jangan juga mengabaikannya, barangkali ia akan mengajakmu merapah keraguan lalu terusir menuju tanah pengasingan.

Mitologi Kejantanan

Langit mulai jingga keemasan, seolah-olah ia bersolek menyaksikan Jafar Sidik mencuri sayap (baca: selendang) di Ake Sentosa. si Bungsu mau tidak mau harus tinggal karena rupawan dan memikat hati si pencuri. Ke-6 kakaknya mengepakkan sayap menuju pulang, meninggalkan anak khayangan di negeri asing yang hanya berbekalkan pesan ‘baik-baiklah engkau menjaga diri’. Memanfaatkan ketakutan, si Pencuri datang seolah-olah menjadi pahlawan, si Bungsu yang terbuai memantapkan hati lalu menjadi ibu dari empat wilayah kekuasaan di Maluku Utara.

Si Bungsu pulang di khayangan, tidak hanya bersayapkan selendang ungu tetapi terbang dengan kecewa dan amarah karena ditipu. Si Pencuri tak melepas dengan mudah, ia menyusul dan atas restu sang raja khayangan (baca: bapak) si Bungsu kembali dan berhasil menenggelamkan rahimnya di negeri para raja. Konon si Bungsu itu bernama Boki Nurfaesyah lalu kisahnya berlatar di Ternate.