Kedua, Taking makes them feel good. Yaitu setiap orang senang untuk dapat merasakan bahwa mereka tahu sesuatu. Mereka dapat membawa temannya untuk menikmatinya. Konsumen merasa senang dan bangga dapat merekomendasikan produk atau jasa yang telah perusahan berikan kepada konsumen tersebut.
Ketiga, They feel connected when they talk with others. Yaitu keinginan untuk menjadi bagian dari suatu kelompok adalah emosi yang kuat dari manusia membicarakan tentang suatu produk yang kita tahu dan menyukainya merupakan ide yang bagus untuk menjalin suatu hubungan. Setelah merekomendasikan produk dan atau jasa serta perusahaan, konsumen akan merasa menjadi satu bagian dari sebuah keluarga besar pemakai produk yang sama.
Word of mouth berefek positif karena produk dan layanan yang direkomendasikan bernada positif. Berbeda kasus ketika yang direkomendasikan adalah sesuatu yang negatif dari usaha kedai kopi.
Bambang D. Prasetyo (2018) menambahkan bahwa word of mouth negatif adalah suatu sikap yang ditunjukkan konsumen yang merasa tidak puas terhadap produk atau layanan sehingga menceritakan pengalamannya kepada orang lain agar mereka menghindari produk tersebut.
Di dalam buku Consumer Behavior and Marketing Action (1998), sang penulis Henry Assael menuturkan bahwa pada umumnya komunikasi word of mouth negatif tiga sampai sepuluh kali lebih mungkin terjadi dibandingkan komunikasi positif. Komunikasi word-of-mouth negatif dimanifestasikan ke dalam dua bentuk.
Pertama, komunikasi word-of-mouth negatif merupakan rumor yang salah mengenai suatu produk atau perusahaan.
Kedua, directly experience, informasi word of mouth negatif cenderung berpengaruh lebih kuat daripada informasi positif. Beberapa komunikasi negatif mungkin terjadi ketika konsumen melihat suatu masalah secara serius.
Tinggalkan Balasan