Tandaseru — Musim penghujan di Kota Ternate, Maluku Utara dimanfaatkan sejumlah anak untuk meraup rupiah. Caranya adalah dengan menawarkan jasa ojek payung.
Di Pelabuhan Bastiong, Kota Ternate Selatan, ojek payung terbilang laris. Pantauan tandaseru.com, anak-anak yang menyediakan jasa ojek payung didominasi usia 10-13 tahun. Berbekal beberapa buah payung di tangannya, mereka menawarkan jasa ojek payung kepada warga yang tak membawa alat pelindung tersebut.
Andi, salah satu anak penyedia jasa ojek payung mengaku, pengguna biasanya memberikan uang Rp 2 ribu atau Rp 5 ribu untuk sekali pakai payung. Para ojek payung ini memang rata-rata tak mematok harga. Suka-suka yang memberi.
Bertelanjang kaki, Andi tak segan basah-basahan demi melayani pelanggannya. Sebagian temannya bahkan tak mengenakan kaos.
“Saya deng kakak, ojek payung supaya dapat jajan. Tadi saya so dapat Rp 30 ribu,” tutur Andi semangat.
Di musim penghujan seperti ini, teriakan “ojek payung! Ojek payung!” lumrah terdengar di Pelabuhan Bastiong. Anak-anak yang menyewakan payung berasal dari kelurahan sekitar pelabuhan.
Rizki, penyedia ojek payung lain mengaku dalam sehari ia bisa meraup untung Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu.
“Itu kalau hujan lama,” akunya.
Sementara Rahmat, salah satu penjual mantel di lokasi yang sama mengaku di musim penghujan mantelnya bisa laku hingga Rp 1 juta per hari. Jas hujan kelelawar dijual Rp 10 ribu, sedangkan jas hujan dengan celana Rp 15 ribu.
“Untung dalam sehari bisa mencapai Rp 1 juta, bisa juga lebih kalau hujan lama,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan