Tandaseru — Presiden Joko Widodo telah resmi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat atau Tapera. Program ini membuat gaji pekerja swasta maupun PNS dan TNI/Polri dipotong sebesar 3 persen untuk pembiayaan kepemilikan rumah.

Sejumlah PNS di Kota Ternate yang diwawancarai tandaseru.com, Kamis (11/6), menyatakan ketidaksetujuannya akan program tersebut. Rata-rata beralasan gajinya telah jauh berkurang karena dipotong kredit.

Salah seorang guru SD berstatus PNS berinisial RK menilai kebijakan yang dilakukan Pemerintah Pusat saat ini sangatlah tidak masuk akal. Di tengah pandemi Covid-19, kata dia, pemerintah seharusnya memikirkan langkah-langkah strategis untuk membantu rakyat, bukan menyengsarakan rakyat.

“Torang ini gaji pas-pasan, so kredit, kalau potongan lagi 2,5 persen, deng kondisi bagini. Kenapa bukan gaji yang dinaikkan, ini malah dipotong lagi,” kesalnya.

Dia bilang, dengan gaji berkisar Rp 2 juta sampai Rp 3 juta kebutuhan hidupnya nyaris tak terpenuhi.

“Kita ini terima gaji sebulan sekali. Mau makan saja mikir karena sudah ada kredit dan lain-lain. Jadi saya sama sekali tidak setuju keputusan yang dibuat oleh Presiden kita saat ini,” tegasnya.

Hal yang sama diutarakan KE, PNS lainnya. Dia bilang, pemotongan tambahan ini akan menyengsarakan PNS. Apalagi di Ternate ada pula pemotongan gaji PNS untuk zakat.

“Seharusnya gaji dinaikin, bukan harus dipotong. Saya juga merasa keberatan dengan pemotongan gaji, namun kita yang di bawah tidak bisa buat apa-apa,” ujar KE.

Sementara KM yang merupakan ASN di Provinsi Maluku Utara mengaku kebijakan pemotongan gaji 2,5 persen ini sangat memberatkan ASN. Pasalnya, saat ini semua kebutuhan mengalami peningkatan.

“Semua kebutuhan saat ini naik. Lihat saja listrik bulan ini. Tapi malah Presiden kita buat keputusan baru, pemotongan gaji 2,5 persen,” ungkapnya dengan nada kecewa.

Dia menambahkan, potongan gaji untuk pembangunan rumah tak terlalu efektif di Malut.

“Saya pikir mungkin untuk rakyat yang di daerah Jawa sana bisa. Kalau untuk kita di bagian timur ini semua orang punya rumah,” pungkasnya.