Tandaseru — Pasien reaktif rapid test yang dikarantina di Hotel Dragon Ternate mengeluhkan ketidakpastian nasib mereka. Hampir sebulan dikarantina, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 belum juga menyampaikan hasil swab test mereka.

Bachtiar Rusdi Maba (40 tahun), salah satu pasien kepada tandaseru.com mengungkapkan, ia bersama saudara ipar dan ponakannya yang baru berusia 1 tahun 9 bulan telah dikarantina sejak 17 Mei. Mereka juga telah menjalani swab test.

“Tapi sudah hampir satu bulan ini hasilnya belum juga keluar. Padahal waktu masuk karantina petugas bilang 14 hari saja hasilnya sudah keluar,” ungkapnya, Kamis (11/6).

‘Dikurung’ tanpa kepastian, Bachtiar tak bisa melakukan pekerjaannya menarik ojek. Anak tunggalnya yang berusia 3 tahun pun terpaksa dititipkan pada adiknya di Kelurahan Marikurubu.

“Kasihan juga ponakan saya. Anak sekecil itu tiap hari terkurung di kamar hotel. Makan di situ, main di situ. Kami takut keluar kamar karena di lantai 3 ada pasien positif yang karantina,” kata Bachtiar yang dikarantina di lantai 2 hotel ini.

Selain itu, pada awal karantina ponakannya yang masih balita diberi uang Rp 200 ribu per minggu untuk memenuhi kebutuhan makannya. Namun tiga pekan terakhir tak ada lagi uang bantuan tersebut.

“Tiap hari kami tanya di petugas kapan hasil keluar, tapi tidak ada jawaban yang memuaskan,” akunya.

Bachtiar bilang, ia dikarantina lantaran sang istri, Fatmawati jatuh sakit. Fatma awalnya dirawat di RS Dharma Ibu karena sakit mag. Setelah seminggu, kondisinya tak kunjung membaik.

“Terus mereka bilang istri saya reaktif (rapid test). Jadi dirujuk ke RSUD Chasan Boesoirie,” kisahnya.

Bachtiar dan anggota keluarga lain lantas di-tracing. Hasilnya, ia, satu ipar dan ponakannya reaktif. Petugas Gustu dan pihak kelurahan lantas memberi pemahaman untuk karantina.

“Kami ikut anjuran pemerintah untuk karantina. Karena petugas bilang 14 hari saja hasil keluar. Tapi ternyata sampai sekarang tidak ada hasil,” sambungnya.

Warga Kelurahan Salahudin, Ternate Tengah ini menambahkan, H-1 lebaran kemarin istrinya dipindah karantina ke Hotel Sahid Bela. Baru kemarin (10/6) Fatma mendapat hasil tes swab yang menyatakan dirinya positif. Padahal berdasarkan keterangan di surat tersebut, hasil swab itu keluar sejak 13 Mei.
“Yang saya heran, kenapa hasil keluar sejak 13 Mei, tapi baru dikasih ke pasien sekarang?” katanya mempertanyakan.
Bachtiar berharap Gugus Tugas Kota Ternate memberi kepastian hasil tes swab mereka. Selama ini, ia dan pasien lain telah mengikuti anjuran pemerintah untuk menjalani karantina.

“Kami ikut anjuran karena kami sayang keluarga. Kalau memang terpapar virus, cukuplah di kami saja, jangan sampai menyebar. Tapi pemerintah dan Gugus Tugas juga tolong perhatikan nasib kami,” pintanya.

Juru Bicara Gugus Tugas Kota Ternate, dr. Muhammad Sagaf yang dikonfirmasi tandaseru.com menyatakan, ia akan melakukan pengecekan tentang pasien yang hampir sebulan dikarantina namun belum mendapat hasil swab test. Sejauh ini, kata Muhammad, dirinya belum mendapatkan informasi terkait pasien reaktif yang satu bulan menjalankan karantina di Hotel Dragon.

“Untup pasien yang satu bulan belum ada hasil swab test saya belum dapat informasi. Nanti saya kembali melakukan pengecekan kembali terkait pasien reaktif yang ada di Hotel Dragon. Secepatnya bakal saya informasikan terkait dengan pasien rekatif yang ada di Hotel Dragon,” pungkasnya.