Tandaseru — Jumlah pasien positif Covid-19 di Ternate yang terus meningkat mendapat sorotan LSM Rorano Maluku Utara. Rorano pun menyarankan Pemerintah Provinsi dan Kota mengambil langkah cepat.

“Penambahan kasus masih sangat tinggi. Dalam empat hari ini memang tak ada penambahan karena cartridge kosong. Transmisi lokal menunjukan trend yang naik,” ungkap Direkrur LSM Rorano, M. Asghar Saleh dalam siaran pers yang diterima tandaseru.com, Senin (8/4).

Asghar memaparkan, sepanjang April hingga Juni, ada 199 orang dinyatakan reaktif rapid test dari 1700-an yang diperiksa. Jumlah ini belum termasuk yang diperiksa pihak swasta.

“Penambahan paling banyak terjadi sepanjang Mei di mana hasil tracking meningkat saat menjaring mereka yang melakukan kontak erat dengan pasien positif,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, tracking dan rapid test ini mestinya membantu upaya pemutusan rantai penularan, namun masalahnya mereka yang reaktif harus menunggu pengambilan swab dalam waktu yang cukup lama.

“Penumpukan dan waktu tunggu yang lama membuat upaya tracking dengan prioritas menemukan kontak pada 72 jam pertama menjadi sia sia. Apalagi mereka yang rapid test hanya karantina mandiri.”

Menyikapi kondisi tersebut, Asghar menyarankan Pemerintah Kota Ternate dan Pemerintah Provinsi Maluku Utara melakukan koordinasi untuk melakukan swab test terhadap kontak erat dari pasien positif, yakni keluarga, teman, dan lainnya.

“Tidak lagi melakukan rapid test karena hanya mengulur waktu dan tidak lagi efektif memutus mata rantai penularan mengingat transmisi lokal di Ternate sudah sangat banyak dan tidak terkontrol,” ungkapnya.

Menurut dia, jika ada keinginan melakukan rapid test massal maka segera dilakukan di fasilitas publik dengan terlebih dahulu melakukan sosialisasi dan advokasi sesuai protokol kesehatan disertai penyampaian maksud dan tujuan.