Tandaseru — Sebulan lebih Bupati dan Wakil Bupati Pulau Morotai, Maluku Utara, Rusli Sibua dan Rio Christian Pawane bertugas, warga mulai merasakan dampak ekonominya.

Sejak dilantik pada 20 Februari 2025 oleh Presiden RI Prabowo Subianto, Rusli perdana berkantor pada 13 Maret 2025. Kala itu ia menegaskan visi misi Morotai Unggul, Adil dan Sejahtera.

Dalam apel perdananya, Rusli menyatakan gaji dan tunjangan ASN harus dibayar tepat waktu. Karena itu bagian dari perwujudan kesejahteraan masyarakat Morotai.

Sesuai perintah Bupati, gaji dan tunjangan PNS, PPPK, hingga anggota DPRD direalisasikan BPKAD tepat waktu. Alhasil, perputaran ekonomi di Morotai pun berkembang normal. Para pedagang ikan, sembako, hingga warung makan tampak ramai melayani pembeli.

Pemilik rumah makan nasi pecel Jawa Timur Erni Kuswati saat diwawancarai tandaseru.com mengaku perputaran uang di Morotai mulai membaik. Sebab, pengunjung mulai ramai di warungnya.

“Jujur ya, kalau saya bandingkan pemimpin sebelumnya dan pemimpin sekarang sangat berbeda jauh. Karena pemerintah sebelumnya pengunjung sangat sepi sampai omset juga turun drastis,” ungkap Erni.

“Yang dulunya sepi sampai bulan Desember 2024 daya beli masyarakat menurun, mungkin saja saya dengar-dengar karena gaji PNS juga tidak normal berbulan-bulan tidak dibayar,” akunya.

Wanita kelahiran Tuban, Jawa Timur, ini membandingkan pemerintahan Rusli-Rio sangat bagus. Pasalnya, ekonomi mulai baik. Bahkan pengunjung ramai hingga omset naik.

“Alhamdulillah omset saya stabil lagi, karena di Morotai ini daya beli kan datang dari PNS. Jadi adanya pak Bupati yang baru ini membawa berkah dampak yang baik. Kami berharap Morotai normal begini seterus,” harapnya.

Senada, Rini, pemilik warung makanan Padang, mengaku pada pemerintahan sebelumnya kondisi ekonomi memburuk. Ia hampir pesimis lantaran tidak berbanding lurus membayar kontrakan bangunan warung.

“Jadi saya sempat kewalahan di tahun sebelumnya, karena memang sangat sepi pengunjung sampai saya mengeluh. Dulu omset Rp 2 juta, yang 2025 sekarang ini. Alhamdulillah omset naik sampai hampir Rp 4 juta per hari karena sudah normal,” ujarnya.

“Ini karena pegawai dan masyarakat sudah banyak yang datang makan di warung ini, sampai kami layani kewalahan. Kita pedagang warung makan punya andalan dan harapan cuma pegawai saja,” tandas Rini.

Sementara pemilik toko sembako, Ulan, mengatakan akibat dari ramai pembeli sehingga beras, minyak goreng hingga daging ayam potong miliknya laku terjual.

“Sampe stok beras kadang kosong, daging ayam, minyak goreng habis diserbu pembeli dari masyarakat dan pegawai, karena beras, minyak itu sangat penting untuk warung-warung makan,” tuturnya.

Menurutnya, dampak ekonomi yang baik semuanya berkaitan.

“Jadi jualan sembako saya ini tergantung dari langganan saya di warung-warung, dan itu tergantung dari belanja pegawainya yang makan di warung. Yang jelas tahun ini sudah stabil daripada tahun sebelumnya. Kami berharap ekonomi Morotai terus stabil,” pungkasnya.

Sahril Abdullah
Editor
Irjan Rahaguna
Reporter