Rombongan ini lalu berlabuh di Mansinam, sebuah pulau di timur teluk Doreri Manokwari, Papua Barat. Ottow dan Geisler menjadi penginjil pertama yang mengajarkan Injil di tanah Papua, setelah mendapat izin Sultan Ahmadul Mansyur.
“Jadi jangan ajarkan saya tentang toleransi, sebab toleransi mengalir dalam darah saya,” tegas Sultan Husain.
Peran Kesultanan Tidore dalam mempertahankan toleransi beragama juga tampak saat konflik komunal di Malut yang pecah pada 1999-2000. Di daratan Halmahera, umat Kristiani sempat meninggalkan kampung halamannya untuk mengungsi ke lokasi yang dirasa lebih aman.
Husain Alting Sjah, yang saat itu menjabat sebagai Kapita Lao (Panglima Laut), mendatangi orang-orang Kristiani di tempat pengungsian dan memanggil mereka kembali tinggal di kampung asalnya. Ia melakukan rekonsiliasi kedua umat ketika banyak pihak takut turun ke wilayah konflik.
“Yang dari Durian, balik tinggal di Durian. Yang dari Akekolano, balik tinggal di Akekolano. Saya panggil pulang semua. Selama tanahnya belum dijual ke orang lain, dorang harus pulang bale di kampung halamannya masing-masing. Dan sekarang mereka hidup rukun dan damai,” ujar Sultan Husain.
Keinginan menyatukan semua umat beragama, kata Sultan Husain, merupakan salah satu keinginan terbesarnya. Olehnya itu, di Desa Minamin itu, ia mengajak umat Kristiani untuk sama-sama turun tangan selamatkan Maluku Utara.
Tinggalkan Balasan