Syarat kedua, Malut United harus punya stadion sendiri agar bisa bermain di Maluku Utara. Awalnya ada rencana pembangunan stadion di Sofifi tapi masih belum berjalan optimal karena sedikit masalah di lapangan, dan karena itu fokus beralih ke renovasi stadion Gelora Kie Raha. Dalam perjalanannya, untuk memenuhi banyak aspek legal sesuai regulasi Badan Liga dan standard FIFA, renovasi itu perlahan beralih jadi revitalisasi.
Renovasi berarti memperbaiki bagian yang rusak. Revitalisasi berarti mengembalikan fungsi GKR sebagai venue sepakbola yang sesuai standard. Artinya, biaya yang semula belasan bergeser jadi puluhan. Foto-foto GKR saat ini menjelaskan apa yang saya maksud dengan revitalisasi.
Apa yang bisa dijadikan simpulan dari semua yang telah dilakukan? Tak ada sedikitpun pikiran untuk membiarkan tim ini terus terpuruk. Evaluasi pasti dilakukan karena tim ini sejak awal – sekali lagi didedikasikan untuk Maluku Utara. Jika tidak mungkin namanya bukan Malut United tetapi yang lain. Selain itu, semua fasilitas dengan investasi besar telah dilakukan. Hanya orang tak waras yang membiarkan tim ini kembali bermain di Liga 2.
Saya menyebut evaluasi adalah ranah manajemen karena Malut United meski berlabel klub profesional namun masih dibiayai sendiri oleh pemilik klub. Jika suporter telah terlibat aktif dalam mendukung klub dengan membeli karcis, marchendise resmi atau menjadi anggota fans klub resmi sebagaimana klub-klub luar negeri maka suara para suporter adalah suara klub dalam batasan tertentu.
Maksud saya, ada aspek etik yang patut dijaga bersama setiap kita memberikan kritik. Kritik yang membangun sangat berbeda dengan caci maki tanpa dasar. Anda yang hanya menonton Malut United bermain tanpa membayar apapun kecuali pulsa data atau biaya Indihome merasa sakit setiap kali kalah – apalagi pemilik klub dan seluruh tim. Tak ada yang mau tim ini kalah.
Masih ada 28 laga di kompetisi BRI Liga 1 musim ini. Ada 14 pertandingan kandang yang jika diijinkan Tuhan akan berlangsung di Gelora Kie Raha Ternate mulai tanggal 26 Oktober 2024 saat menjamu Barito Putera. Artinya, jalan untuk berjuang masih sangat panjang. Malut United ini tim promosi dengan pengalaman yang minim. Mesti banyak belajar untuk jadi mapan.
Jika ada yang menyebut bukankah belanja pemain kita terbilang besar? Mengapa prestasinya tidak signifikan. Sepakbola bukan cuma melulu soal materi pemain dan pelatih. Ada banyak faktor yang mesti disatukan secara bijak dan profesional. Menurut saya, start Malut United masih lebih baik dibanding banyak tim dengan nama besar seperti Madura United, Persis Solo, PSS Sleman dan bahkan Arema. Apakah tim-tim yang saya sebut di atas kualitas pemain dan pelatihnya lebih buruk dari Malut United? Tidak juga. Anda bisa minta bantu om Google untuk melihat skuad mereka. Lalu renungkan sendiri.
Tinggalkan Balasan