Ia juga menyoroti risiko bencana non-alam di Maluku Utara. Terutama kecelakaan transportasi laut, karena wilayah Maluku Utara terdiri dari banyak pulau.
Seperti halnya insiden kecelakaan laut di Halmahera Selatan pada 2023 lalu yang menyebabkan 10 orang meninggal dan 1 orang hilang.
Para korban yang meninggal, kata dia, berhasil diidentifikasi melalui operasi DVI yang dilakukan Biddokkes Polda Maluku Utara dengan bantuan berbagai instansi terkait.
Untuk itu, sosialisasi dan pelatihan ini menurutnya, bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan acuan dalam penatalaksanaan korban bencana massal, khususnya dalam identifikasi korban meninggal yang sulit dikenali.
“Identifikasi yang cepat dan tepat sangat diperlukan dalam situasi darurat, dan hal ini membutuhkan koordinasi yang baik antara kepolisian, tenaga medis, dan instansi terkait lainnya,” tambahnya.
Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan personel Polda Maluku Utara dan instansi terkait dalam menghadapi bencana. Dengan pelatihan yang cukup, diharapkan semua pihak lebih siap merespon bencana di masa depan.
Tinggalkan Balasan