Oleh: Nadias Humairah Mustafa dan Nurmina Afandi
Mahasiswa Psikologi, FISIP UMMU
_______
TOPIK yang akan dibahas pada edisi kali ini tentang “Teori Belajar Menurut Edward Lee Thorndike”. Ini merupakan tugas dari bagian mata kuliah sejarah aliran dan prespektif psikologi semester 2 yang diampu Syaiful Bahry, S.Psi.,M.A pada Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.
Apa Itu Teori Belajar?
Belajar merupakan suatu hal yang kompleks dan selalu berkaitan dengan berbagai bidang. Tak terkecuali dalam bidang pendidikan. Belajar merupakan sebuah kebutuhan yang nantinya dapat memberikan berbagai manfaat dan wawasan kepada pebelajar. Dalam hal ini, pendidikan juga menuntut adanya belajar untuk menunjang kegiatan pendidikan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar merupakan hal yang penting dalam bidang pendidikan. Tentu saja dalam proses belajar terdapat teori–teori yang memunculkan adanya belajar. Dari zaman dahulu, para ilmuwan terus mengembangkan teori–teori belajar sebagai temuan mereka untuk mengembangkan pemikiran belajar mereka.
Era globalisasi telah membawa berbagai perubahan yang memunculkan adanya teori–teori belajar yang baru guna menyempurnakan teori–teori yang telah ada sebelumnya. Akan tetapi, kita sebagai insan tak bisa bertolak dengan adanya teori belajar yang telah ada
sebelumnya. Adapun teori belajar selalu bertolak dari sudut pandangan psikologi belajar tertentu.
Dengan perkembangan psikologi dalam pendidikan, maka bermunculan pula berbagai teori tentang belajar, justru dapat dikatakan bahwa dengan tumbuhnya pengetahuan tentang belajar. Maka psikologi dalam pendidikan menjadi berkembang sangat pesat. Dengan bermunculnya teori–teori yang baru akan menyempurnakan teori–teori yang sebelumnya.
Berbagai teori belajar dapat dikaji dan diambil manfaat dengan adanya teori tersebut. tentunya setiap teori belajar memiliki keistimewaan tersendiri. Bahkan, tak jarang dalam setiap teori belajar juga terdapat kritikan–kritikan untuk penyempurnaan teori tersebut. Dalam hal ini, penulis akan mengkaji salah satu teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike.
Pada awalnya, pendidikan dan pengajaran di Amerika Serikat didominasi oleh adanya pengaruh dari Thorndike (1874-1949). Teori belajar Thorndike dikenal dengan
“Connectionism” (Slavin, 2000). Hal ini terjadi karena menurut pandangan Thorndike bahwa belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati. Meskipun aliran behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat menjelaskan bagaimana cara mengukur tingkah laku yang tidak dapat diamati.
Teori dari Thorndike dikenal pula dengan sebutan “Trial and Error” dalam menilai respon-respon yang terdapat bagi stimulus tertentu. Thorndike mendasarkan teorinya atas hasil-hasil penelitiannya terhadap tingkah laku beberapa binatang antara lain kucing, dan tingkah laku anak-anak dan orang dewasa. Adapun objek penelitian yang dikaji dihadapkan pada situasi baru yang belum dikenal dan membiarkan objek tersebut melakukan berbagai aktivitas untuk merespon situasi itu. Dalam hal ini, objek akan bereaksi mencoba berbagai cara untuk menemukan keberhasilan dalam membuat koneksi sesuatu reaksi dengan stimulasinya.
Sebagai contoh yaitu seekor kucing yang dimasukkan ke dalam kandang yang terkunci, maka kucing tersebut akan bergerak, berjalan, meloncat, mencakar, dan sebagainya sampai suatu ketika secara kebetulan ia menginjak suatu pedal dalam kandang itu sehingga kandang itu terbuka dan akhirnya kucing pun bisa keluar. Sejak saat itulah, kucing akan langsung menginjak pedal kalau ia dimasukkan dalam kandang yang sama.
Eksperimen–eksperimen Thorndike
Bentuk belajar yang khas pada hewan maupun manusia oleh Thorndike disifatkan sebagai trial and error atau learning by selecting and connecting. Organisme (pelajar, dalam
eksperimen dipergunakan hewan juga) dihadapkan kepada situasi yang mengandung problem untuk dipecahkan; pelajar harus mencapai tujuan. Pelajar akan memilih respon yang tepat diantara berbagai respon yang mungkin dilakukan.
Tinggalkan Balasan