Daud bilang, FMTI 2023-Marasante 2.0 yang dilaksanakan kali ini merupakan agenda tahun kedua yang dilaksanakan oleh Direktorat Perfiliman Musik dan Media, Ditjen Kebudayaan, Kemendikbudristek RI dan didukung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tidore Kepulauan.
Senada, Ketua Panitia Festival Musik Tradisi Indonesia Siti Faya Ila Togubu mengatakan, FMTI 2023 akan dilaksanakan selama 2 hari di kawasan Pantai Tugulufa.
Nantinya, lanjut Siti, panitia melibatkan komunitas pelaku seni musik tradisi dan tarian dari 4 Kesultanan Maluku Kie Raha, yakni Tidore, Ternate, Bacan dan Jailolo.
Sejumlah sanggar juga ikut ambil andil dalam event ini, di antaranya Sanggar Timur Jauh dan gendang Gamalama dari Ternate, Banyo Sahu dari Jailolo, Sanggar Salendang Prawiya dan Sanggar Patra Komalo Nagara dari Kesultanan Bacan.
“Ada pertunjukan ritus kabata dan Moro-moro yang melibatkan 80 orang pelaku ritus kabata, dan Moro-moro dari 4 kampung masyarakat pegunungan,” ujarnya.
Secara khusus FMTI tahun ini juga berkolaborasi dengan pemusik Sape, yakni seniman musik tradisi dari Kalimantan Timur.
Tinggalkan Balasan