Sumber PAD RSUD Ir Soekarno, kata dia, hanya dari klaim BPJS Kesehatan. Namun, karena perhitungan klaim masih secara manual makanya mengalami sedikit keterlambatan realisasi.
“Karena kita belum punya sistem informatika rumah sakit,” timpalnya.
Ia pun memastikan PAD RSUD akan terus digenjot, meskipun jika diperkirakan realisasinya sekitar Rp 14 Miliar sampai Rp 15 Miliar.
Berbeda dengan tahun anggaran 2022 lalu, lanjut dia, realisasi PAD masih cukup bagus karena dari target kurang lebih Rp 19 Miliar bisa teralisasi sekitar Rp 18 miliar.
“Jadi sebenarnya kita bisa capai target, cuma karena ada beberapa alat yang BPJS belum mau kerja sama. Jadi kita belum bisa klaim di situ. Alasannya karena kita belum punya sistem informatika RS. Kalau itu bisa dibayar BPJS, kita bisa capai target lebih dari itu,” ungkap mantan Kepala Puskesmas Tiley ini.
Tinggalkan Balasan