“Manifestasi Pancasila itu sudah turun temurun. Nilai nilainya sudah tertanam dalam perilaku masyarakat,” jelasnya.

Sebelumnya, M Rahmi Husen yang berbicara mengawali sosialisasi tersebut menyampaikan kekhawatirannya atas perkembangan generasi di kampung Guruapin Kayoa. Misalnya terkait penggunaan bahasa daerah sebagai kekayaan budaya dan tradisi setempat yang cenderung ditinggalkan, tidak lagi digunakan warga terutama anak muda.

“Bahasa daerah itu alat komunikasi antar masyarakat yang majib dijaga dan dilestarikan. Generasi muda Guruapin Kayoa mestinya mempertahankan bahasa daerahnya sebagai bahasa ibu. Karena akan menjadi identitas orang Kayoa,” cecarnya.

Dia lantas khawatirkan kepunahan bahasa ini bisa terjadi. Tanda tandanya juga sudah nyata. Dia cotohkan anak di bawah 15 tahun tidak bisa lagi menggunakan bahasa daerah dalam keseharian maupun berkomunikasi antar mereka.

“Itu artinya tidak lama lagi 20 sampai 30 tahun ke depan penutur bahasa Kayoa akan hilang. Ini menyedihkan dan sangat disesalkan. Perlu dicari jalan keluarnya,” harapnya.