“IRBI atau Indeks Risiko Bencana Provinsi Maluku Utara adalah TINGGI, sehingga semua pihak baik pemerintah, masyarakat dunia usaha, akademisi, lembaga-lembaga non pemerintah termasuk komunitas-komunitas perlu harus saling berkolaborasi dan bersinergi dalam penanganan bencana,” tuturnya.
Taufik mengatakan, paradigma penanggulangan saat ini berubah dari responsif/tanggap darurat menjadi kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana.
“Karena kita tidak tahu kapan bencana dapat terjadi sehingga ketika terjadi kita sudah siap menghadapi dan dapat meminimalisir dampak dari bencana itu sendiri,” ujarnya.
Kepala Desa Balbar Amir Abdullah dalam sambutannya memberikan apresiasi dan penghargaan kepada reformer atas apa yang telah dilakukan di Desa Balbar.
“Tentunya terima kasih dan apresiasi tinggi saya sampaikan, karena kontribusi pemikiran dan apa yang telah dilakukan oleh reformer melalui KOPI DABE ini menjadikan pemuda sebagai garda terdepan dalam penanganan bencana di Desa Balbar,” tukasnya.
“Ke depan kami berharap ide-ide dan gagasan seperti ini terus dilaksanakan di desa kami dan kami siap mendukung serta akan kami masukkan ke dalam Musrenbang desa sebagai bagian dari pembangunan desa dalam bidang penanggulangan bencana seperti mitigasi dan pengurangan resiko bencana,” ungkapnya.
Tinggalkan Balasan