Sehingga, kata Samsuddin, pihaknya akan melakukan evaluasi kembali.
“Jadi begini, untuk 3000 pegawai di Sofifi kita keluarkan Rp 200 miliar, sementara hanya sekitar 500 pegawai di RSUD Chasan Boesoirie kita harus keluarkan Rp 40 miliar lebih, angka ini sangat fantastik dan tidak masuk logika, maka perlu adanya evaluasi menyeluruh,” katanya.
Menurutnya, untuk mengantisipasi kebobolan, Pemprov Malut akan meninjau dasar hukum yang kuat.
“Semua akan kami kaji, termasuk rencana peminjaman untuk memenuhi semua kebutuhan,” jelasnya.
Samsuddin bilang, prinsipnya bisnis rumah sakit di Kota Ternate sangat menguntungkan, terbukti sejumlah rumah sakit swasta tumbuh subur.
Tinggalkan Balasan