Oleh: Ilham Djufri

PB HMI Periode 2005 – 2007
Wakil Direktur III Bidang Kemahasiswaan AIKOM Ternate

_______

ADA catatan menarik perhelatan Munas KAHMI ke-11 di Palu yakni telah mengikuti dan menyesuaikan perkembangan teknologi AI (Artificial Intelligence) dalam sistem pemungutan suara berbasis e-voting sebagai bentuk transformasi teknologi. KAHMI sebagai masyarakat smart society tidak dapat menghindari perkembangan teknologi 5.0 (super smart society).

Selain kemajuan baru dalam perkembangan KAHMI, hal lain yang menarik adalah sembilan presidium hasil pemilihan Munas KAHMI disapu bersih oleh para politisi, terkesan seperti pembagian perangkat legislasi di legislatif. Mungkinkah para politisi yang terpilih mampu menghindari peran sebagai politisi busuk? Atau penjahat yang menyamar sebagai politisi suci?

Lantas apa yang harus dipersiapkan KAHMI dalam hubungan komunikasi organisasi di era digital dengan raibnya para akademisi dan teknokrat hasil Munas KAHMI di Palu?

KAHMI harus mampu membaca era smart society yang merupakan modernisasi yang memposisikan manusia sebagai unsur penting, tidak hanya sebagai passive component sebagaimana pada revolusi industri 4.0.

Modernisasi era 5.0 bisa melahirkan value baru dengan kolaborasi terhadap sistem, informasi dan teknologi serta dapat menghasilkan kapasitas SDM atau human capital. Human capital yang perlu disiapkan menghadapi era smart society adalah skill problem solving, critical thinking, dan kreativitas. Untuk menghadapi society 5.0 KAHMI memiliki peran penting untuk meningkatkan SDM. Pada era society 5.0 sangat sangat dibutuhkan SDM yang kompetitif untuk pengelolaan organisasi yakni akademisi dan teknokrat.