Adnan menyampaikan harapannya agar pemda melakukan evaluasi terhadap capaian realisasi pendapatan dan menyusun strategi untuk meningkatkan PAD. Salah satu caranya dengan penguatan pemantauan pelaksanaan pemungutan pajak dan retribusi daerah.
Selain itu, sambung Adnan, pemda diharapkan segera melakukan percepatan penyelesaian proyek DAK Fisik.
“Pertumbuhan ekonomi di triwulan III Tahun 2022 mampu tumbuh sebesar 24,85 persen yoy, jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,72 persen, dengan kontribusi terbesar disumbang oleh sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan dan penggalian,” ungkapnya.
Sektor produksi yang mengalami pertumbuhan ekonomi terbesar, sambung Adnan, adalah industri pengolahan sebesar 96,55 persen yoy. Sektor industri pengolahan masih mendominasi struktur perekonomian di Maluku Utara dengan proporsi 29,46 persen. Hal ini disebabkan tingginya aktivitas pada sektor industri pengolahan khususnya tambang. Pertumbuhan industri pengolahan dan pertambangan menyebabkan dampak lain, yaitu terjadi pergeseran sektor ekonomi.
“Jika dilihat perkembangan distribusi PDRB selama 5 tahun terakhir, terjadi penurunan yang signifikan pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Di sisi lain, terjadi peningkatan sektor industri pengolahan dan pertambangan,” tukasnya.
“Beralih ke inflasi, Provinsi Maluku Utara pada bulan Oktober 2022 mengalami deflasi sebesar 0,49 persen (m-to-m). Akan tetapi, secara yoy mengalami inflasi sebesar 3,32 persen, lebih rendah di bawah inflasi nasional sebesar 5,71 persen (yoy). Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga pada indeks 7 kelompok pengeluaran, yang terbesar masih dipegang oleh kelompok transportasi sebesar 23,44 persen. Besarnya inflasi pada sektor transportasi salah satunya disumbang oleh inflasi pada sub sektor jasa angkutan penumpang karena adanya kenaikan BBM,” jelasnya.
Tinggalkan Balasan