Ia bilang, orang yang rentan bunuh diri biasanya ketika mendapatkan masalah apapun tidak mampu menyelesaikan. Namun selalu dipendam.

“Ada masalah, dipendam lagi. Masalah-masalah yang dipendam terus-menerus mengakibatkan seseorang mengalami depresi. Untuk itu ketika ada masalah, ceritakan saja kepada sahabat yang dapat dipercaya ataupun orang tua dan/atau keluarga dekat agar diberikan solusi,” saran Syaiful.

“Tanda-tanda yang bisa diamati oleh masyarakat secara psikologis, seperti yang tadinya suka bergaul tiba-tiba mengurung diri di kamar saja. Kemudian topik pembicaraannya dominan tentang bunuh diri, tidak menyukai diri sendiri, membuat pesan-pesan perpisahan dan hal aneh lainnya yang tidak biasa ia lakukan,” sambungnya.

Salah satu hal yang harus diperhatikan dari kasus bunuh diri, ujar Syaiful, adalah terjadinya copycat suicide. Copycat suicide merupakan tindakan bunuh diri yang dilatarbelakangi keinginan meniru kasus bunuh diri sebelumnya.

“Pemberitaan bunuh diri di media berpotensi menyebabkan individu melakukan copycat suicide, fenomena ini disebut juga dengan Werther Effect. Di era digital, internet telah menjadi sumber utama informasi yang memberikan penggambaran tidak pantas mengenai bunuh diri dan masalah kesehatan mental,” paparnya.