Tandaseru — Sepanjang bulan Ramadan dan menjelang lebaran Idul Fitri biasanya menjadi momentum panen rupiah bagi pedagang pakaian musiman di Kota Ternate, Maluku Utara.
Para pedagang pun kerap menyasar sejumlah lokasi yang dinilai strategis untuk mendirikan lapak dan menjajakan dagangannya. Walaupun lokasi yang ditempati sebenarnya bukan untuk tempat berjualan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah Kota Ternate melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) telah membuat larangan berjualan di sejumlah titik lokasi yang pada tahun-tahun sebelumnya biasa dibangun lapak.
Kepala Disperindag Kota Ternate Hasyim Yusuf mengatakan ada enam titik yang dilarang dibangun lapak. Keenam titik itu di antaranya bagian selatan Masjid Al Munawwar, depan Dhuafa Center, depan Pasar Percontohan Gamalama, Depan Masjid Nurul Gamalama, areal Terminal Gamalama dan depan rusunawa.
“Jadi kalau kedapatan ada yang bangun lapak di lokasi-lokasi ini akan kita bongkar,” tegas Hasyim saat ditemui tandaseru.com, Rabu (13/4).
Sebagai ganti dari lokasi tersebut, lanjut dia, Disperindag Ternate telah menyiapkan lahan yang ada di depan Benteng Fort Oranje. Di areal benteng ini bisa menampung hingga 80 lapak.
Kini, untuk lokasi depan benteng Fort Oranje, kata dia, sudah ada sebanyak 40 pedagang baik pedagang pakaian, sendal sepatu dan souvenir yang mendaftar mengisi lokasi tersebut. Beberapa pedagang di antaranya pun sudah mulai menjajakan dagangannya.
“Jadi pedagang semua diarahkan ke sana, supaya tidak terjadi kemacetan saat jelang hari raya Idul Fitri,” cetus dia.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Disperindag Kota Ternate Muchlis Djumadil menambahkan, bukan hanya untuk tahun ini lokasi depan Fort Oranje dijadikan sebagai lokasi bagi pedagang musiman.
“Ini akan berlaku setiap tahun. Jadi tidak ada lagi lapak-lapak yang dibangun di sembarangan tempat. Ini kita atur agar kota ini bisa lebih tertata,” pungkas dia.
Tinggalkan Balasan