Tandaseru — Generasi muda di Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, menggelar workshop literasi mengangkat tema “Penulisan Konten Sejarah Budaya dan Perdagangan Media Digital”.
Workshop ini berlangsung di Legend House, Kelurahan Tomagoba, Senin (4/10).
Workshop literasi tersebut menghadirkan CEO Jalamalut Media Group Faris Bobero didampingi salah satu pegiat literasi dan jurnalis, Teguh Tidore .
Faris mengatakan, dalam literasi sesungguhnya kita harus mempunyai skill menyelesaikan masalah, maupun menjawab pendidikan. Ia sendiri telah menggeluti literasi sejak 2008 di organisasi Pilas dan sekolah rimba yang berada di Taman Nasional Aketajawi.
“Saya hampir satu bulan di dalam hutan dengan mereka di hutan. Ilmu yang saya bawa dari kampus terlalu banyak mahzab, padahal kita di sini banyak kearifan dan tradisi yang tidak didokumentasikan dan dikembangkan sebagai ilmu,” tuturnya.
Pengetahuan tentang literasi, sambung Faris, sebenarnya sudah ada jauh sebelumnya. Saat ini gerakan literasi disebarkan banyak orang.
“Tentunya itu harus mengisi bekal pengetahuan itu sebagai ilmu,” ucapnya.
Literasi, ujarnya, bukan hanya membaca, namun pergerakannya harus lebih tinggi lagi yang sudah dilakukan oleh pegiat literasi yang ada di Kota Tidore Kepulauan.
Faris juga menyinggung tentang platform media digital dan cara membuatnya. Selain pernah mengabdi sebagai jurnalis Kompas, Faris juga pernah membuat beberapa media seperti Kabarpulau, Jalamalut yang konsisten menulis konten-konten sejarah dengan gaya bertutur, hingga cermat yang menjadi partner Kumparan.
“Kalau teman-teman menulis konten sejarah dan kebudayaan, sebenarnya kita punya ada hubungan dengan budaya luar. Tulisan pertama yang diterbitkan di Turki itu tentang seorang anak yang bernama Erdogan di Ternate, namanya hampir sama dengan Presiden Turki Erdogan. Dan tulisan itu sampai ke Presiden Erdogan. Ketika dia bersekolah di Turki, maka pemerintah Turki akan membiayai seluruh kebutuhannya,” cerita Faris.
Tinggalkan Balasan