Tak hanya itu, lanjut Buhari, usaha Warkop Fina Gauu tidak hanya memberikan keuntungan bagi Faujia dan Ilham. Warkop Fina Gauu juga turut membantu perekonomian warga di desa.
“Kenapa demikian, karena Warkop Fina Gauu hanya membeli biji kopi dari masyarakat di desa, dan itu sangat membantu perekonomian masyarakat. Contohnya masyarakat kita di Desa Fuata, Desa Baleha, Desa Sama dan desa lain yang menjual biji kopi,” sambungnya.
Selain Buhari, Idham Umamit, juga merupakan orang pertama yang menyantap kopi Fina Gauu. Bahkan, dia juga sempat memberi masukan setelah menyeruput kopi buatan Faujia.
“Hari pertama itu saya dan lima orang yang datang minum kopi, waktu itu harganya Rp 5 ribu,” bebernya.
Bung Bela, salah satu pemuda juga ikut memberikan masukan kepada Faujia dan Ilham.
“Awal-awal itu saya usul untuk beli ceret dan beli gelas. Waktu itu masih manual pembuatan kopi, dari situ penjualan kopi (Fina Gauu, red) mulai jalan setiap hari,” akunya.
Selain itu, kata Bung Bela, Warkop Fina Gauu memang dirintis dari nol, banyak masukan dan butuh proses panjang.
“Kalau saya lihat, itu (Fina Gauu) memang dirintis dari nol. Itu luar biasa,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan