Tandaseru — Pulau Morotai di Provinsi Maluku Utara adalah surga bagi pencinta sejarah. Di pulau seluas 2.476 km2 itu bertebaran benda-benda peninggalan Perang Dunia II.

Banyaknya benda peninggalan perang di Morotai tak lepas dari sejarah Morotai sebagai pangkalan militer tentara Sekutu dalam PD II. Bandar Udara Pitu atau Bandara Leo Wattimena merupakan salah satu situs sejarah terbesar di Morotai yang masih bertahan hingga kini.

Muhlis Eso, pria 42 tahun asal Desa Joubela, Kecamatan Morotai Selatan, paham betul soal kondisi tersebut. Ia mulai berburu benda peninggalan perang hingga koleksinya bisa dijadikan museum.

Muhlis Eso di Museum Swadaya Perang Dunia II, Morotai. (Tandaseru/Irjan Rahaguna)

Muhlis mulai mengumpulkan benda-benda peninggalan perang sejak berusia 10 tahun. Kala itu, berburu benda-benda yang sebagian besar terkubur di tanah ini merupakan hobi anak seusianya. Pencarian dilakukan secara manual.

“Saya mulai kumpul benda-benda peninggalan ini sejak usia 10 tahun. Waktu itu bukan saya saja yang mengumpulkan benda-benda tersebut. Rata-rata anak seusia saya semuanya mengumpulkan benda tersebut dengan tujuan untuk dijual kembali. Karena ada orang yang membeli benda peninggalan sejarah,” tuturnya kepada tandaseru.com, Sabtu (3/4).