Sekilas Info

Soal Sampah Medis, Ini Penjelasan Direktur RSUD Sanana

Sampah medis dan nonmedis yang dibiarkan begitu saja di parkiran ambulans RSUD Sanana. (Tandaseru/Samsur)

Tandaseru -- Pengelola RSUD Sanana, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara angkat bicara soal tumpukan sampah yang dibiarkan di parkiran RSUD Sanana.

Direktur RSUD Sanana dr. Makmur Tamani kepada tandaseru.com, Rabu (14/10) menyampaikan, tumpukan sampah tersebut belum bisa diatasi karena ada gangguan teknis pada mesin pembakar sampah medis (incinerator).

"Mesin itu sudah tidak bisa kerja optimal lagi, perlu perbaikan, dan tidak bisa dalam waktu dekat diselesaikan," katanya.

Makmur bilang, saat ini pihaknya sudah memesan salah satu alat atau komponen yang harus diganti pada mesin tersebut, agar bisa bekerja dengan optimal.

"Sementara menunggu alat baru untuk ganti, yang sekarang gangguan. Jadi sementara menunggu," tuturnya.

Ditanya butuh berapa lama alat tersebut tiba di Sanana, Makmur bilang dirinya belum bisa memastikan kapan alat tersebut bisa tiba.

"Belum tahu pasti, tapi mudah-mudahan minggu ini sudah ada," ujarnya.

Selain itu, Makmur menambahkan, sampah-sampah yang saat ini berada di tempat parkir bukanlah sampah lama, melainkan sampah baru.

"Sampah yang ada itu sampah baru yan balum sempat dibakar karena kemampuan bakar mesin tidak optimal," akunya.

Menurut Makmur, proses pembakaran sampah dilakukan setiap harinya. Normalnya, dalam sekali pembakaran bisa mencapai 130 kilogram. Bahkan, untuk menunggu hasil pembakaran dan mesin itu dingin, bisa memakan waktu kurang lebih 5 sampai 6 jam.

"Proses pembakaran selesai harus menunggu hasil pembakaran dan mesin dingin dulu, baru bisa dilakukan pembongkaran sisa pembakaran, dan itu butuh 5 sampai 6 jam. Memang ada bagian-bagian mesin yang bisa diperbaiki, sedangkan ada alat yang harus diganti supaya bisa optimal," terang Makmur.

Makmur memastikan, tumpukan sampah yang ada di parkiran RSUD Sanana tersebut tidak ada unsur kesengajaan untuk tidak diproses.

"Intinya sampah yang ada bukan disengaja untuk tidak diproses. Tapi petugas menyesuaikan dengan kondisi mesin sekarang, agar kerusakan mesin tidak bertambah parah," tukas Makmur.

Penulis: Samsur Sillia
Editor: Sahril A.