Tandaseru — Warga Kelurahan Kulaba, Kecamatan Ternate Barat menggelar bazar untuk merenovasi Taman Pengajian Quran (TPQ) Nurul Huda. Bazar tersebut menampilkan sejumlah event terkait tarian tradisional dan permainan tradisional.

Bazar warga Kulaba ini digelar sejak Minggu (12/7). Rencananya, tiap hari Minggu kegiatan ini dilakukan hingga 3 bulan ke depan.

Dalam bazar tersebut, tarian tradisional yang ditampilkan antara lain tari soya-soya dan salai jin. Lalu ada pula Festival Cenge-Cenge, permainan tradisional yang mulai dilupakan anak masa kini.

Cenge-cenge sendiri merupakan permainan tradisional asal Sulawesi Utara yang populer sejak tahun 1950. Pemainnya didominasi anak-anak usia 5-12 tahun.

Tak hanya di Sulawesi, permainan legendaris ini juga berkembang hingga ke Maluku Utara. Cara bermainnya tak sulit, hanya menggambar petak-petak di tanah dengan beragam bentuk dan pemainnya melompat-lompat di dalam petak. Pemain dinyatakan kalah jika kakinya menginjak garis.

Permainan tersebut meski umumnya dimainkan anak perempuan, tak jarang anak laki-laki juga ikut bermain. Sayangnya, memasuki era tahun 2000 permainan ini mulai jarang ditemui seiring majunya teknologi dan merebaknya telepon genggam.

Sarif Robo, Koordinator Bazar mengungkapkan, Festival Cenge-Cenge sengaja diadakan untuk mengingatkan kembali generasi muda saat ini tentang eksistensi permainan tersebut. Permainan tradisional ini juga bisa menjadi ajang olahraga karena menuntut pemainnya bergerak.

“Jadi lewat bazar cari dana ini, kami ingin membangkitkan kembali sekaligus mengingatkan kembali permainan yang top di zaman dulu dan saat ini sudah mulai punah karena kemajuan teknologi,” ujar Sarif, Minggu (19/7).

Sarif bilang, Festival Cenge-Cenge mendapat respons baik dari Lurah dan Warga Kelurahan Kulaba lainnya.

“Lurah juga kami sudah sampaikan dan beliau merespons dengan baik. Warga juga antusias dengan kegiatan kami, sehingga ini yang menjadikan motivasi kami untuk ke depan akan membuat lagi festival yang mengangkat serta mengenang kembali hal-hal unik di masa lalu,” aku Sarif.

Pekan depan, akan ada lagi festival lain terkait seni budaya yang digelar panitia bazar. Hanya saja, Sarif bilang masih merahasiakannya.

“Untuk minggu depan ada lagi, tapi itu belum bisa kami informasikan. Jadi ada kejutan,” tambah Sarif. Penggalangan dana TPQ Nurul Huda Kulaba Minggu pertama berhasil mengumpulkan Rp 2,5 juta. Dana ini berasal dari penjualan makanan ringan hasil olahan industri kecil menengah yang melibatkan ibu-ibu rumah tangga di Kulaba.

Produk IKM yang disuguhkan kepada penonton yang datang berupa produk olahan keripik, pisang goreng dan air guraka. Kuliner ini dijual dengan harga yang sangat murah dan terjangkau mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 15 ribu.