Tandaseru — PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara (UIW MMU) melalui Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Masohi menunjukkan komitmennya dalam memberikan pelayanan terbaik dengan segera menyalurkan aliran listrik bagi warga terdampak gempa di kawasan pegunungan Negeri Amalatu, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).

Langkah cepat ini dilakukan menyusul rentetan gempa bumi yang mengguncang wilayah tersebut sejak Jumat, 4 Juli 2025, dengan gempa utama bermagnitudo 4,9 SR. Guncangan kuat menyebabkan warga mengungsi ke wilayah perbukitan untuk menghindari potensi risiko seperti longsor maupun kerusakan bangunan.

Sekitar 300 kepala keluarga (KK) kini menempati 200 tenda pengungsian yang dibangun secara swadaya. Dalam kondisi darurat seperti ini, kebutuhan akan pasokan listrik menjadi sangat krusial, terutama untuk penerangan dan keperluan dasar lainnya di malam hari.

Merespons kondisi tersebut, PLN UP3 Masohi bersama PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Kairatu bergerak cepat. Kurang dari 12 jam sejak informasi diterima, tim teknis langsung diterjunkan ke lokasi untuk melakukan pemasangan instalasi jaringan sementara ke titik-titik pengungsian.

“Kami menyadari bahwa dalam kondisi darurat seperti ini, kehadiran listrik bukan hanya soal penerangan, tetapi juga soal kenyamanan dan rasa aman bagi para pengungsi,” ujar Awat Tuhuloula, General Manager PLN UIW Maluku dan Maluku Utara.

“Langkah cepat ini merupakan bagian dari komitmen PLN untuk hadir di setiap situasi krisis dan bencana, terutama bagi masyarakat yang berada di daerah rawan gempa seperti Maluku,” lanjutnya.

PLN juga memastikan bahwa proses penyambungan listrik dilakukan dengan standar keamanan tinggi. Setiap jaringan diperiksa secara menyeluruh agar tidak menimbulkan risiko kelistrikan di lingkungan pengungsian.

“Begitu mendapat informasi awal, kami langsung berkoordinasi dan menyusun rencana distribusi daya darurat,” jelas Assistant Manager Jaringan dan Konstruksi PLN UP3 Masohi, Samuel Loyme.

Pihaknya juga menyesuaikan jalur distribusi dari jaringan eksisting, melakukan penambahan panel sementara, serta mengamankan instalasi agar aman digunakan oleh warga.

“Tujuan kami adalah memastikan pengungsi dapat beraktivitas dengan aman meskipun berada di tengah kondisi krisis,” pungkasnya.

Hingga kini, gempa susulan masih terus terjadi, dengan kekuatan rata-rata 3,2 SR, yang membuat sebagian besar warga memilih tetap bertahan di tenda pengungsian. Di tengah situasi ini, keberadaan listrik sangat membantu untuk penerangan, pengisian daya alat komunikasi, dan mendukung logistik bantuan.

Untuk memastikan keberlanjutan layanan, PLN juga membuka akses pengaduan dan pelaporan melalui aplikasi PLN Mobile serta Contact Center 123 yang siaga 24 jam. Warga diminta untuk segera melapor jika menemukan gangguan atau potensi bahaya kelistrikan.

Sahril Abdullah
Editor
Sahril Abdullah
Reporter