Tandaseru — Puluhan pedagang Pasar Ikan Gosalaha Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara memprotes Pemerintah Kota dan DPRD Tikep, Senin (26/10). Aksi protes itu disebabkan adanya pemutusan aliran listrik oleh PLN ke pabrik es yang mengakibatkan ikan-ikan milik pedagang membusuk.

“Es sudah tidak ada selama satu minggu, ini bikin torang pe ikan busuk,” teriak para pedagang saat berdemo di depan Kantor Wali Kota Tikep.

Para pedagang juga mendesak agar Dinas Kelautan dan Perikanan turun ke pasar dan memperhatikan kekurangan yang ada di Pasar Ikan Gosalaha Goto.

“Perikanan juga harus turun. Kami tidak minta setiap hari harus turun, tapi satu bulan dua kali begitu. Kenapa kong hanya duduk diam di kantor?” keluh para pedagang.

Setelah melakukan aksi beberapa jam di kantor Wali Kota tanpa satu pun petinggi Pemkot Tikep yang melayani, para pedagang kemudian menuju ke DPRD untuk menyampaikan keluhan mereka.

Ajawia, salah satu pedagang saat diwawancarai tandaseru.com mengaku pabrik es sudah tidak beroperasi lantaran terjadi pemutusan listrik oleh PLN. Hal ini disebabkan DKP tidak membayar tagihan listrik selama 3 bulan.

“Tidak bayar listrik jadi PLN kasih putus. Dorang (DKP, red) pe alasan bilang dorang tara ada doi (uang, red), sementara masih cari doi,” ungkap Ajawia.

Menurutnya, PLN telah memutuskan semua aliran listrik baik di pabrik es maupun di cold storage. Alhasil, ia dan sejumlah pengusaha ikan lain harus patungan membayar sebagian harga yang dipakai di cold storage, sementara untuk pabrik es ditanggung oleh DKP.

Cold storage di sana PLN kase putus karena belum bayar. Torang bayar sesuai dengan tong pe pemakaian di cold storage saja. Kalau pabrik es itu Dinas punya tanggungan. Dinas belum kasih dong pe uang sementara kami punya sudah kasih. Kendala pa torang karena kasih mati samua, sementara ikan ada puluhan ton,” jelas Ajawia.

Tiap bulan, kata dia, pembayaran listrik di cold storage dan pabrik es mencapai Rp 70 juta. Ajawia sendiri mengaku telah meminta agar rekening listrik cold storage dan pabrik dipisah.

“Saya sudah minta agar rekening itu kasih pisah biar kami tahu beban pembayaran kami setiap bulannya, tapi sampai sekarang tidak dilakukan,” katanya kesal.

Sementara itu, Manajar ULP PLN Tidore Jasser Bahaweres mengakui pemutusan aliran listrik di cold storage dan pabrik es lantaran DKP belum membayar tagihan listrik. Menurutnya, pembayaran listrik diberi batas waktu setiap tanggal 20 bulan berjalan.

“Iya, itu tanggung jawab Dinas Perikanan. Kami sudah konfirmasi ke Dinas Perikanan namun mereka beralasan tidak punya uang, makanya kami ambil langkah untuk pemutusan. Hal ini kami lakukan bukan hanya ke Dinas Perikanan saja, tetapi masyarakat yang tidak bayar listrik hingga batas waktu maka akan dilakukan pemutusan,” tegasnya.

Dia menambahkan, sebagian aliran listrik yang berada di pasar ikan tersebut sudah kembali diaktifkan. Sebab ada beberapa pedagang pada Sabtu akhir pekan kemarin sudah melakukan pembayaran.

“Kalau masih ada yang belum menyala, kemungkinan itu tanggungan dari Dinas Perikanan. Karena kami aktifkan hanya yang sudah melakukan pembayaran. Tetapi untuk Dinas Perikanan, tadi saya juga sudah ketemu dengan Pjs Wali Kota dan sudah selesaikan masalahnya,” tandasnya.

Pj Sekretaris Kota Tikep M. Miftah Baay saat dikonfirmasi mengaku persoalan penunggakan listrik telah terselesaikan setelah aksi tadi. Miftah juga sempat menemui massa aksi di kantor DPRD untuk memberikan penjelasan.

“Sudah diselesaikan. Lampu sudah menyala, cuma es belum keras saja. Besok sudah dipastikan es sudah keras,” tukas Miftah.