Tandaseru — Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Kota Ternate Abdul Kadir “Dedy” Arif menyatakan ada pekerjaan rumah bagi Pemerintah Provinsi Maluku Utara yang belum juga membentuk kurikulum pendidikan berbasis kebencanaan.
Hal ini diungkapkan Dedy usai mengikuti kuliah umum di Universitas Khairun Ternate dengan tema “Pulau Kecil Tangguh Bencana”.
“PR besar Maluku Utara sejak tahun 2012 adalah bagaimana membentuk kurikulum berbasis kebencanaan. Penilaian sekolah pendidikan aman bencana itu terlalu global tetapi lebih khusus lagi tidak tercermin dalam muatan lokal maupun kurikulum lokal, itu seharusnya ada hari ini,” sesal Dedy, Selasa (3/1).
“Jadi bicara hari ini harus betul-betul terintegrasi dan menjadi aktivasi riil bagaimana membangun karakter. Toh paling rentan adalah sekolah, kalau kita lihat penyebaran kelompok rentan itu sekolah. Nah, bagaimana ketika gempa misalnya gempa bumi dahsyat Itu terjadi jam 10 pagi. Artinya di situasi kelas lagi seru belajar terjadi bencana pasti ancaman lebih tinggi,” tambahnya.
Ia bilang, terkait kurikulum pendidikan berbasis kebencanaan ini, dirinya pernah menyuarakan ketika menghadiri acara di Bali.
Tinggalkan Balasan