Tandaseru — Kepala Dinas Pariwisata dan Kepemudaan Olahraga (Kadisparpora) Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, Fenny Kiat, tengah mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) tingkat II di Makassar.
Kabid Pemasaran Pariwisata juga selaku Ketua Tim Haris Atid kepada tandaseru.com menjelaskan, sesuai tupoksi kedinasan judul yang diangkat dalam PKN tingkat II yaitu Esa Moi Pariwisata Kota Pusaka. Diangkatnya Esa Moi sebagai instrumen dalam proper ini karena merupakan kearifan lokal yang diambil dari Suku Tabaru.
Haris mengatakan, Esa Moi sendiri secara filosofi mengandung makna sekandung dan kebersamaan. Sehingga dikaitkan dalam proper ini yaitu kolaborasi antarkota pusaka Halmahera Barat, Kota Ternate dan Kota Tidore Kepulauan dalam pengembangan pemasaran pariwisata.
“Proyek perubahan ini bertujuan bagaimana memberikan solusi untuk kemajuan pariwisata di 3 daerah ini yang secara geografis saling berdekatan dan memiliki potensi yang beragam,” katanya, Kamis (12/5).
Sementara Kadisparpora Halbar Fenny Kiat menyatakan, pengembangan pemasaran pariwisata 3 kota pusaka itu diharapkan dapat diintegrasikan untuk menghasilkan satu platform berkelanjutan, baik dalam bentuk aktivitas maupun aplikasi. Sehingga ketiga kota pusaka itu dapat saling mendukung secara simbiosis mutualisme.
“Jadi Kota Ternate sebagai pintu masuk sedangkan Halmahera Barat dan Kota Tidore Kepulauan menjadi zona pendukung,” ujarnya.
Selain itu, jika kunjungan yang dilakukan wisatawan dapat dirasakan oleh ketiga kota pusaka maka akan berdampak pada peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).
“Jadi langkah strategis awal proper yaitu pembentukan tim internal Esa Moi yang beranggotakan staf pada Disparpora Kabupaten Halmahera Barat. Pembentukan tim internal ini sebagai penggerak proyek perubahan yang nantinya akan diberikan tugas masing-masing sesuai tupoksi. Mulai dari pendataan potensi, focus group discussion dan rapat bersama komunitas ataupun relawan promotor pariwisata,” tukasnya.
Fenny juga berharap proyek perubahan ini menjadi aplikasi promosi pariwisata secara digitalisasi pada jangka panjang nanti. Sehingga informasi yang ingin diperoleh calon wisatawan bisa valid.
“Proyek perubahan ini ke depannya dapat dikembangkan sebagai platform Provinsi Maluku Utara yang dapat diintegrasikan dengan kabupaten/kota lainnya,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan