Tandaseru — Aktivis GMNI dan GMKI Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, menggelar aksi di depan Mapolres Morotai, Senin (11/4).

Aksi ini dipicu penolakan terhadap kenaikan harga BBM, sembako, dan PPN.

Gerat, Koordinator Aksi, dalam orasinya menyampaikan kenaikan harga BBM ini sangat berdampak terhadap kehidupan masyarakat.

“Bahwasanya harga BBM Pertamax Rp 12.650 per liter dan untuk Pertalite Rp 7.650. Tapi sekarang ini yang beredar di masyarakat hanya Pertamax dan bukan lagi Pertalite,” ujar Gerat.

Kenaikan harga BBM juga merambat ke sektor pertanian, perikanan dan pendidikan. Kondisi tersebut membuat rakyat tercekik.

“Di sini kami meminta kepada pihak kepolisian untuk mencari solusi di bulan Ramadan ini untuk masyarakat menengah ke bawah,” pintanya.

Sementara Ketua GMNI Pulau Morotai Krisnadi Wairo menyatakan, meski pemerintah menurunkan harga Pertalite, kondisi di lapangan BBM jenis ini justru naik harga menjadi Rp 12 ribu hingga Rp 13 ribu per liter.

Karena itu, polisi didesak mengantisipasi permainan harga dengan menindak depot-depot minyak.

“Karena kami menduga bahwa ini akan terjadi, pengusaha-pengusaha minyak sengaja melakukan penimbunan Pertalite dengan harga Rp 15 per liter. Anehnya, ini sudah berlaku dari tanggal 1 sampai 11 April dan lembaga Kepolisian diam tidak melakukan apa-apa,” tegasnya.

Ia meminta poliso tidak hanya fokus menyita miras namun juga menindak mafia BBM.