Oleh: Suhardy Hamid Rajji
Pengurus Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) Malut dan Relawan Rumah Baca Belo-Belo Haltim
______
PENATAAN ruang di Kabupaten Halmahera Timur dalam kurun waktu satu dekade terakhir belum menjadi perhatian serius Pemda.
Satu-satunya produk Penataan Ruang yang menjadi acuan pembangunan daerah kita adalah Rencana Tata Ruang Wilayah atau RTRW (bukan RT RW atau RT/RW) yang menata ruang wilayah dalam skala makro.
Turunan dari Rencana umum ini belum diindahkan dalam bentuk yang lebih detail seperti Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Sementara RTRW Haltim yang telah memasuki usia 10 tahun, ini hangat dalam perbincangan akan segera direvisi, melihat dinamika pengembangan wilayah Haltim, terutama semakin masifnya pembukaan lahan untuk tambang dan juga penetapan kawasan strategis yang barangkali masuk dalam agenda daerah.
Sebagai seorang Sarjana Planologi sudah menjadi mimpi saya suatu waktu Haltim akan memiliki produk Tata Ruang yang terukur, komprehenshif, terpadu, terarah, dan tentunya berkelanjutan.
Bagi saya saat ini Pemda Haltim memasuki babak baru dalam pemerintahannya. Bupati merombak kabinetnya setelah melalui seleksi asesmen pimpinan Organisasi Pemerintah Daerah (OPD). Yang menjadi sorotan saya adalah terpilihnya Abdul Halim Zein Kipu sebagai Kepala Badan Bappeda (Sekarang Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Pembangunan Daerah : BP4D).
Abang Imo sapaan akrab saya untuk sang Kaban baru. Beliau adalah teman ngopi dan merokok untuk diskusi berjam-jam lamanya tentang Haltim ketika masih kuliah dulu. Masalah sosial, ekonomi, politik, terutama teknik, dan berbagai persoalan lainnya menjadi santapan diskusi.
Lulusan Pascasarjana Unhas dengan konsentrasi Perencanaan dan Pengembangan Wilayah ini paham betul bagaimana mengeksekusi rencana tata ruang.
Imo cukup terkenal di kalangan akademisi Unhas.
Dengan ini saya bisa memastikan Guru-Guru Besar Unhas dalam bidang Perencanaan Wilayah dan Desa akan banyak turut andil membantu. Ini koneksi penting untuk menggalakkan Tata Ruang Haltim.
Bukan hanya itu, saat ini Maluku Utara telah memiliki organisasi profesi seperti Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) yang di dalamnya bernaung sarjana-sarjana perencanaan wilayah dan kota dengan berbagai konsentrasi keilmuannya.
Kolaborasi ini membuat saya semakin optimistis, Haltim akan segera memiliki Tata Ruang yang mencerminkan kemajuan dan kesejahteraan sebagaimana visi besar Bupati.
Saya tidak sabar untuk mendengar rencana-rencana besar beliau. Kapan kita bisa ngopi lagi Pak Kaban?
“Selamat bekerja”. (*)
Tinggalkan Balasan