Tandaseru — Pengelolaan sampah di Kota Ternate, Maluku Utara, masih menjadi masalah serius. Dinas Lingkungan Hidup pun mengambil langkah cepat menyiasatinya.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Kota Ternate M Syarif Tjan mengatakan, saat ini DLH sedang melakukan penanganan sampah secara partisipatif. Jadi penanganan sampah dilakukan langsung dari sumbernya yakni masyarakat.
“Pertambahan jumlah penduduk yg semakin meningkat di Kota Ternate, soal sampah ini butuh penanganan ekstra. Tapi itu saja tidak cukup. Sehingga DLH Kota Ternate ingin menerapkan metode ekonomi sirkular,” ungkap Syarif, Senin (14/2).
Ekonomi sirkular adalah ekonomi yang melingkar terkait dengan produksi sampah di Kota Ternate.
Syarif bilang, DLH akan menggunakan konsep 5R, bukan 3R lagi. 3R adalah reuse, reduce dan recycle. Tetapi karena kini 5R maka ditambah dengan recovery dan repair.
DLH Kota Ternate akan berusaha membuat skema ekonomi sirkular tersebut untuk menangani sampah di Kota Ternate.
“Justru ini melibatkan semua stakeholders, maka ekonomi sirkular ini saya kira sangat efektif untuk menangani persoalan sampah karena melibatkan seluruh masyarakat. Dan harus dibuat komunitas di setiap kelurahan untuk menjalankan 5R tadi,” terangnya.
Saat ini, lanjut dia, DLH sedang menyiapkan depo transfer. Depo transfer itu sebagai upaya untuk pemilahan sampah organik dan anorganik, selanjutnya sampah diolah menjadi kompos, eco enzyme, pupuk cair dan lain-lain.
“Sehingga sebelum dibuang ke TPA Takome, sampah-sampah tersebut sudah diminimalisir volumenya. Ini berdampak pada reduksi sampah dan menambah nilai ekonomi masyarakat yang mengolahnya,” ujar Syarif.
“Sehingga akan dilanjutkan dengan recovery maupun repair. Repair itu memperbaiki. Kalau ada peralatan yang kita beli kalau bisa diperbaiki ya kita perbaiki. Untuk memperpanjang masa kegunaan dari alat itu sehingga dia tidak menjadi sampah,” jelasnya.
Selain pelayanan pembuatan fasilitas TPS-3R, pengadaan motor roda tiga juga pengangkutan sampah di seluruh TPS sebagai proses untuk mereduksi sampah di seluruh masyarakat.
“Memang penuh tantangan untuk menghadirkan skema ekonomi sirkular ini tapi kita harus mencoba untuk memulai,” tandas Syarif.
Tinggalkan Balasan