Tandaseru — Virus corona varian Delta disinyalir sudah merajalela di Provinsi Maluku Utara. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Maluku Utara dr. Alwia Assagaf menyatakan, kemungkinan ini ditandai dengan tingginya tingkat penularan Covid-19 di antara warga Malut.
“Dengan melihat kasus penularan yang tinggi, maka kemungkinan sudah ada varian Delta yang masuk ke Malut. Karena kedatangan orang dari zona merah seperti Jawa-Bali itu banyak yang datang ke sini,” ungkap Alwia, Jumat (24/7).
Bila merujuk pada data Kementerian Kesehatan, sambungnya, sudah 80 persen penularan Covid-19 di Indonesia, termasuk Maluku Utara, didominasi varian Delta.
“Sehingga dengan kondisi sekarang ini perlu dilakukan respon dan penanganan secara cepat, termasuk penelusuran kontak terhadap orang yang terpapar,” terangnya.
Alwia berharap agar masyarakat selalu taat menerapkan protokol kesehatan, juga perlu mengikuti vaksinasi. Karena sejauh ini, kata dia, masyarakat termakan hoaks sehingga minim berpartisipasi dalam vaksinasi.
“Di Maluku Utara sendiri keikutsertaan vaksinasi paling rendah dari 34 provinsi. Padahal seharusnya sudah 1 juta orang atau 80 persen yang divaksin, tapi ini baru 10,7 persen, itu pun untuk dosis satu,” jabarnya.
“Apakah kita harus tunggu herd immunity alami, yang artinya harus samua orang terpapar dulu. Beruntung kalau kasusnya ringan,” tandas Alwia.
Dilansir dari Kontan.co.id, gejala corona varian Delta di antaranya adalah demam, sakit kepala, pilek, batuk, mual, nyeri sendi, hilangnya selera makan, dan sakit tenggorokan.
Sementara itu, per 22 Juli 2021, terdapat tambahan 155 kasus positif Covid-19 di 9 kabupaten/kota. Yakni Halmahera Barat 8 kasus, Halmahera Tengah 20 kasus, Kepulauan Sula 3 kasus, Halmahera Selatan 6 kasus, Halmahera Utara 40 kasus, Halmahera Timur 24 kasus, Pulau Morotai 5 kasus, Ternate 48 kasus, dan Tidore Kepulauan 1 kasus.
Saat ini, ada 2.919 pasien Covid-19 yang masih dikategorikan positif di Malut. Rinciannya, Halmahera Barat 121 kasus, Halmahera Tengah 47 kasus, Kepulauan Sula 108 kasus, Halmahera Selatan 332 kasus, Halmahera Utara 1.045 kasus, Halmahera Timur 203 kasus, Pulau Morotai 213 kasus, Pulau Taliabu 43 kasus, Ternate 472 kasus, dan Tidore Kepulauan 335 kasus.
Tinggalkan Balasan