Tandaseru — Jenazah Wali Kota Ternate periode 2010-2021, Burhan Abdurahman yang meninggal dunia di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, direncanakan dipulangkan ke Kota Ternate, Maluku Utara. Burhan tutup usia pada Minggu (4/7) siang setelah terkonfirmasi positif Covid-19.

Pemerintah Kota Ternate sendiri berupaya memulangkan jenazah Burhan untuk dimakamkan di Ternate.

“Kami tengah berupaya untuk memulangkan jenazah mantan Wali Kota Burhan Abdurahman ke Kota Ternate dan saat ini menunggu surat dari KKP, sebab sesuai ketentuan maskapai tidak mendapat izin memberangkatkan jenazah dalam kondisi Covid-19,” ungkap Sekretaris Kota Ternate, Jusuf Sunya.

Kendati demikian, Pemkot Ternate telah berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Covid Sulawesi Selatan dan sudah tidak ada kendala dan masalah. Namun saat ini masih menunggu surat dari KKP.

Jusuf bilang, Pemkot Ternate saat ini terus berkoordinasi dengan tim KKP Makassar dan Satgas Penanganan COVID-19. Ada sejumlah opsi yang disiapkan untuk memulangkan jenazah. Namun jika pada akhirnya tetap tak bisa dipulangkan maka jenazah akan dimakamkan di Makassar.

“Saya telah berkoordinasi dengan Wali Kota Ternate Tauhid Soleman, kalaupun jenazah tidak bisa dibawa ke Kota Ternate, maka Senin besok saya akan berangkat ke Makassar mewakili Pemkot Ternate kalau almarhum dikebumikan di Kota Makassar,” terangnya.

Burhan Abdurahman dilahirkan di Kota Ternate pada 1 Desember 1956. Ia meninggalkan seorang istri bernama Rosdiana.

Sementara itu, adik kandung Burhan, Ahmad Yani Abdurahman mengaku kaget mendengar informasi meninggalnya sang kakak.

Sebab sekitar pukul 7.40 WIT dirinya sempat mendapatkan telepon dari almarhum yang ingin berbicara dengan ibu mereka.

Mewakili keluarga, Ahmad Yani menyampaikan permohonan maaf kepada warga Kota Ternate atas kesalahan dan kekurangan selama kakaknya memimpin Ternate.

“Keluarga berharap agar masyarakat Kota Ternate dapat mendoakan agar amal ibadah almarhum dapat diterima Sang Pencipta,” ucapnya.

Sesuai informasi dari keluarga, almarhum sendiri memiliki berapa riwayat penyakit penyerta di antaranya diabetes dan hipertensi.