”Sangat kampungan bermain mata dengan Sherly di bawah cahaya lampu yang terang benderang. Tidak punya harga diri,” ujar mantan anggota DPRD Malut ini.
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu muballiq yang juga akademisi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) Dr. Sofyan Abas. Menurut dia, langkah MUI Malut bertemu Sherly Tjoanda itu tidak pada momentum yang tepat.
Sofyan bilang, di tengah momentum politik pilkada saat ini, MUI tepatnya menjaga jarak dengan kontestan pilkada sehingga tidak mengundang polemik publik. Sebab terlibatnya MUI dalam kepentingan politik praktis, dikhawatirkan lembaga Islam itu kehilangan kepercayaan umat.
”Bukan soal MUI bertemua Sherly yang non muslim. Tetapi pertemuan MUI dengan salah satu kandidat di tengah momentum politik pilkada itu yang tidak tepat,” ujarnya.
Sofyan menambahkan, bukan hanya bertemu Sherly, bertemu paslon cakada lain di tengah momentum politik sepeti ini tetaplah bukan langkah yang tepat dan jauh dari kearifan.
Sementara itu, aktivis muda Maluku Utara Alan Ilyas meminta pengurus MUI Malut yang dipimpin Samlan Cs agar mundur dengan terhormat ketimbang bertahan di atas ketidakpercayaan umat.
Tinggalkan Balasan