Untuk mengatasi masalah kebocoran itu, kata Tasya, mereka terpaksa menambal lubang atap dengan semen.

“Kalau tidak itu sering banjir di dalam ruangan Pustu, karena airnya jatuh dari atas, torang takut kalau pas tanah goyang (gempa) bangunan rubuh,” keluhnya.

Lidya, petugas Pustu lainnya yang sudah lama bertugas mengaku karena kondisi bangunan membuat mereka sering membuat rujukan untuk pasien berobat ke Puskesmas Libano atau ke Puskesmas Sopi.

“Tapi untuk Puskesmas Libano askes di sana jalannya tanjakan tinggi, jadi harus lari ke Puskesmas Sopi,” cetusnya.

“Dan bangunan ini kalau setiap hujan itu basah, kemudian lampu juga di ruang sebelah sering mati. Pokoknya rusak bagian atapnya,” tambah dia.