Manto salah satu petugas Pustu yang sudah 4 tahun bertugas juga mengeluhkan hal serupa. Kata dia, kondisi ini sudah disampaikan ke pemerintah desa namun belum juga ditanggapi.

“Potong rumput ini juga kami sewa orang Rp 250 ribu, pemerintah desa setiap jumat kerja bakti abaikan rumput di halaman Pustu, lebih sengsara air bersih tara mengalir di Pustu tapi tarada tanggapan dari Pemdes,” keluh Manto.

Ia pun berharap fasilitas pelayanan kesehatan ini mendapat perhatian pemerintah agar bisa diperbaiki menjadi lebih layak.

“Padahal dari​​ kesehatan larang warga melahirkan di rumah, dan harus melahirkan di Pustu, tapi air saja tidak ada untuk kebutuhan orang melahirkan,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Aru Pangeo, Valentino Pulingkareng belum dapat dihubungi mengenai kondisi Pustu hingga berita ini dipublikasikan.