Karena pelaku belum diamankan, kata Denny, pihaknya pun belum bisa mengambil kesimpulan terkait motif dibalik kasus tersebut. Apalagi tidak ada saksi mata yang bisa diambil keterangannya.

“Informasi yang kami dapat keberadaan pelaku masih belum jelas. Jika sudah pasti maka akan langsung kami lakukan penangkapan,” tegasnya.

Informasi yang dihimpun, kasus ini bermula dari percekcokan antara kakak-beradik tersebut saat berada di kebun milik keluarga. Kakak beradik itu awalnya tengah mengolah buah kelapa menjadi kopra untuk dijual. Belakangan terjadi perkelahian sehingga Yadi pun tewas bersimbah darah dengan luka menganga di pipi kanan, punggung dan leher belakang.

Menurut adik korban, SP (27 tahun), yang saat itu membantu kedua kakaknya di kebun, dia disuruh pulang ke rumah mengambil bekal makanan sebab kedua kakaknya akan bermalam mengolah kopra.

“Jadi hari sudah sore, saya disuruh oleh kakak saya untuk ambil makan dan saya langsung mengambil makanan ke kampung. Setelah itu saya balik tapi suasana di lokasi pengasapan kelapa terlihat sepi. Saya sempat memanggil kakak saya namun tidak ada suara, tiba-tiba saya menginjak tubuh almarhum karena kondisi malam yang gelap dan saya langsung kaget,” ungkapnya.

Sontak dirinya langsung meminta bantuan orang di sekitar kebun agar menghubungi keluarganya di kampung. Pemerintah desa yang mendengar peristiwa tersebut kemudian membawa mobil pikap ke TKP untuk menjemput jenazah korban.