Tandaseru — Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Maluku Utara, menggelar kuliah tamu kepada mahasiswa yang diisi oleh narasumber dari Kementerian Koordinator Perekonomian Republik Indonesia, Rabu (12/6).
Kuliah tamu dengan tema, “Perkembangan Kerja Sama Ekonomi Multilateral Indonesia dan Pembangunan Keberlanjutan” itu diisi para narasumber di antaranya, Analis Perekonomian Kerja Sama Ekonomi Multilateral, Kemenko Perekonomian Jajang Somantri dan Raka Yudhistira, Pemeriksa Bea Cukai Pertama KPPBC TMP C Ternate, Sukirman Busrah, dan Wakil Direktur Pascasarjana Unkhair Ternate, Dr. Amran Husen, S.E.,M.Si.
Selain itu, kuliah tamu yang dipandu oleh Koordinator Program Studi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Unkhair Ternate, Said Mala, S.E., M.Si, ini mendapat sambutan kunci dari Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral Kemenko Perekonomian, Ferry Ardiyanto, Ph.D, dan Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Ternate, Jaka Riyadi, dan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unkhair Ternate, Muhsin N. Bailussy, S.E., M.Si.
Ferry Ardiyanto dalam sambutannya mengatakan, tujuan ekonomi berkelanjutan ini dapat dicapai melalui transformasi ekonomi.
“Transformasi ekonomi yang kita inginkan selaras dengan pembangunan ekonomi ramah lingkungan hidup. Kita tahu bahwa perubahan iklim berefek tidak sama kepada semua negara dan kepada semua daerah terutama negara berkembang yang merasakan efek dari perubahan iklim lebih parah dan lebih besar dari pada negara maju,” kata Ferry.
Terkait dengan hilangnya keanekaragaman hayati semisalnya over fishing dan aktivitas manusia, lanjut Ferry, beberapa hal telah lakukan pihaknya dalam rangka mitigasi, termasuk mitigasi terhadap perubahan iklim.
Kemudian terkait kinerja perekonomian di Provinsi Maluku Utara, kata Ferry, pertumbuhannya pada kuartal pertama hanya kalah dibawah Provinsi Papua. Hampir separuh pertumbuhan ekonomi itu disumbang oleh industri pertambangan dan pengolahan.
Dalam hal ini pertambangan nikel dan industri hilirisasi yang besar di Maluku Utara menjadikannya salah satu bahan pembuatan baterai yang sangat penting untuk menunjang ekosistem elektronik atau kendaraan berbasis baterai di Indonesia.
Tinggalkan Balasan