Suharyanto bilang, berkaca dari Gunung Api Marapi, BNPB siap mendukung Pemerintah Kabupaten Halmahera untuk mengirimkan tim ahli bersama PVMBG untuk mempertajam kajian risiko bencana dari Gunung Api Ibu. Hasil kajian dan analisa di lapangan itu nantinya dapat digunakan untuk tindak lanjut sebagai langkah mitigasi dan kesiapsiagaan.

Menurut gambaran dari citra satelit dan hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa wilayah Maluku Utara berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat akibat pengaruh dari aktivitas gelombang Ekuatorial Rossby yang menjadi faktor pendukung pertumbuhan awan hujan.

Di samping itu, PVMBG telah menyusun laporan kawasan rawan bencana erupsi Gunung Api Ibu termasuk jalur aliran lahar dari 13 titik hulu yang mengarah ke beberapa permukiman warga.

Atas bukti nyata hasil prakiraan cuaca dan hasil kajian analisis sementara tersebut, maka Suharyanto meminta hendaknya dapat diatensi dengan baik oleh seluruh pihak. Jika memang terdapat penumpukan material sisa erupsi, maka harus segera dibersihkan. Tentunya hal itu tidak dapat dilakukan pada saat ini karena Gunung Api Ibu masih erupsi dan masuk dalam level IV atau “Awas”.

“Kalau memang betul ada penumpukan material sisa erupsi ini bisa segera diturunkan (dibersihkan) karena itu berbahaya. Jika terjadi hujan yang luar biasa maka bisa terjadi banjir bandang. Itu yang terjadi di Marapi. Itu yang merusak dan menyebabkan banyak korban jiwa,” terang Suharyanto.