Tandaseru — Serombongan tamu tiba di Nukila Dive Center (NDC) siang itu, Selasa (6/2/2024). NDC terletak di Taman Nukila Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, tersembunyi di antara rimbunnya pepohonan taman. Bagian belakang bangunannya adalah laut Ternate.
Para tamu tiba dalam rombongan-rombongan kecil, empat sampai lima orang. Semuanya berjumlah 16 orang, rata-rata berasal dari Inggris, Amerika Serikat, dan Australia.
Mereka langsung menuju jeti NDC. Di ujung tangga semen, menunggu dua perahu karet. Satu per satu tamu mengisi perahu karet, termasuk Jeni Kardinal.
Jeni merupakan salah satu pemilik SeaTrek Sailing Adventures yang berbasis di Bali. Perusahaan ini memiliki dua kapal, Ombak Putih dan Katharina. Kedua kapal melakukan pelayaran sepanjang tahun, mengantarkan ratusan tamu dari berbagai belahan dunia berkeliling Indonesia.
Saya dan Kris Syamsudin, Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Maluku Utara, seperahu dengan Jeni. Kami akan bergabung dengan George Beccaloni yang telah menunggu di Ombak Putih.
George merupakan seorang entomolog asal Inggris sekaligus Direktur AR Wallace Correspondence Project. Sudah 25 tahun ia berkecimpung di dalam dunia naturalis sekaligus penjelajah, biologis, geografer, antropolog, dan ilustrator pencetus Teori Evolusi oleh Seleksi Alam, Alfred Russel Wallace. Selama 25 tahun itu George berjasa meningkatkan kesadaran komunitas dunia akan besarnya peran Wallace dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang fauna. Berkat George dan kolega-koleganya, karya-karya Wallace menjadi lebih terdokumentasi dan dikenal publik secara luas.

Nama besar Wallace seharusnya sejajar dengan koleganya, Charles Darwin. Bahkan, esai Wallace yang berjudul On the Tendency of Varieties to Depart Indefinitely from the Original Type atau dikenal juga sebagai Letter from Ternate atau Ternate Paper telah mendorong Darwin segera mempublikasikan mahakaryanya, On The Origin of Species. Wallace mengumpulkan sedikitnya 310 spesimen mamalia, 100 spesimen reptil, 8.050 spesimen burung, 7.500 spesimen kerang, dan 109.700 spesimen serangga (kupu-kupu, lebah, atau ngengat).
***
Tepat tengah hari, sekoci yang diawaki kru SeaTrek membelah lautan. Kami menuju perairan yang memisahkan Pulau Ternate dan Pulau Halmahera. Kurang dari 5 menit, sekoci tiba di sisi kiri lambung kapal.
KM Ombak Putih, kapal sepanjang 31 meter dan lebar 10 meter menyambut kami. Layar birunya mengembang, senada dengan langit Maluku Utara yang sedang biru-birunya hari itu. Kapal tiga dek itu memiliki 24 kabin, dengan kru yang semuanya warga negara Indonesia.

Minuman selamat datang telah menunggu begitu kami menginjakkan kaki di geladak antara. Kru kapal yang sigap dan ramah mengucapkan selamat datang, begitu pula George. Tak lama setelahnya, makan siang siap disantap.
Kami makan siang bersama tetamu lainnya di ruang terbuka di bagian depan geladak antara. Ini hari pertama pelayaran bertema napak tilas jejak Wallace dengan rute Ternate-Bitung. Usai makan siang, Dion dan Tinae, pemandu trip, memberikan penjelasan singkat soal ketentuan dalam trip kali ini.
Tinggalkan Balasan