“Kemudian korban masuk di dalam kamar mandi yang satunya karena kamar mandi yang satunya ada saudari AB yang sedang mandi. Pada saat saudari AB mandi, tiba-tiba dia menengok ke atas atap dan melihat ada seperti kepala seseorang yang sedang mengintip dari sekat kamar mandi yang terbuat dari tripieks. Seketika itu saudari AB langsung berteriak histeris,” ungkap Faidil dalam konferensi pers, Senin (4/9).
Gara-gara teriakan itu, para pelaku pengeroyokan langsung mendatangi kamar mandi dan mengetuk pintu kamar mandi di sebelah yang dipakai AB. Begitu pintu dibuka, muncul korban RA.
RA membantah saat ditanyai apakah dirinya mengintip AB. Namun lantaran melihat ada jejak kaki di dinding, bantahan korban tak dipercayai.
Para pelaku langsung melayangkan pukulan ke tubuh korban. Korban lantas kabur ke kosan miliknya yang berada di belakang Masjid Lelilef Waibulan yang jaraknya sekitar 500 meter dari kosan Faujia.
Tiga pelaku -Mardi, Awin, dan Opik- yang tak puas lalu mencari korban di indekosnya. Setelah ditemukan, korban dibawa kembali ke kosan Faujia.
Ketiga pelaku lanjut memukul korban di bagian wajah dan kepala beberapa kali, juga menendang korban di wajahnya secara bersamaan. Korban kemudian menghindar namun terus dikejar pelaku.
Tinggalkan Balasan