Oleh: Rinto Taib
Penulis buku The Quest For Legendary House of Alfred Russel Wallace in Ternate
_______
SEORANG teman mengabarkan ada seorang peneliti yang ingin bertemu saya untuk membahas penelitiannya tentang Ali Wallace.Saya kemudian menemuinya untuk pertama kali di sebuah lobi hotel di kota ini pada tahun 2017. Kami berkenalan sambil bercerita banyak hal seputar Wallace dan Ali selama di Ternate ketika itu. Setelah saling mengenal satu sama lain, saya tentunya merasa beruntung bisa berkenalan dengan seorang peneliti dan penulis yang konsisten dalam dunia risetnya. Ya, beliau adalah Paul Spencer Sochacczewski yang telah 50 tahun lebih melakukan penelitiannya untuk mencari keturunan Ali Wallace di berbagai pelosok Nusantara. Setelah berbincang saya diberi sebuah buku yang ditulisnya dan paper tentang Ali yang diharapkan sebagai referensi tambahan bagi sebuah upaya untuk memulai pencarian keturunan Ali di Ternate dan Halmahera. Sejak itu pula kolaborasi kami dimulai untuk sebuah misi ilmu pengetahuan yang hingga kini masih menjadi sebuah misteri.
Dari berbagai upaya pencarian data dan informasi yang kami lakukan bersama selama kunjungan Paul kali ini tidak membuahkan hasil berarti meskipun dari data yang kami bekali tentu tak mudah untuk menemukan titik atau petunjuk tentang keturunan Ali Wallace yang hidup saat ini. Sebagai tenaga edukasi (dosen) saya memanfaatkan kesempatan untuk menyampaikan hal-hal seputar misi yang kami lakukan bersama Paul dengan tujuan agar para mahasiswa dapat membantu melakukan misi pencarian tersebut setidaknya dengan memperoleh informasi dari berbagai sumber terutama bagi mereka para mahasiswa saya yang berasal dari pulau-pulau Halmahera. Hal ini dianggap penting karena kita ketahui bahwa Wallace dan Ali pernah melakukan eksplorasi mengumpulkan berbagai specimen di beberapa wilayah Halmahera seperti di Pulau Bacan dan, Jailolo.
Usaha pencarian melalui kampanye di kampus atas misi ini pun menemui jalan buntu karena pada umumnya nama Ali sebagai kolega atau asisten Wallace tidak banyak diketahui masyarakat Maluku Utara termasuk mahasiswa sekalipun sebagai kalangan terpelajar yang mungkin seharusnya lebih banyak mengenal melalui berbagai tulisan atau referensi ilmiah, meskipun pada kenyataannya nama Ali adalah sebuah nama yang sangat popular dan merakyat bagi nama-nama masyarakat Maluku Utara. Dari tukang kebun (petani), supir angkot hingga para Sultan di masa lalu menggunakan nama Ali.
Seolah tak putus semangat, berbagai cara dan metode saya lakukan secara pribadi termasuk dengan mengajak para mahasiswa saya untuk menjadikan isu atau tema ini sebagai judul penelitian akhir studi mereka. Selain mendapat dukungan sumberdaya yang lebih dalam penelusuran studi kepustakaan (literature) maupun studi lapangan (field study). Melalui cara ini, saya menemukan Anita Muhammad, seorang mahasiswi di program studi Sejarah Peradaban Islam Institut Agama Islam Negeri Ternate (IAIN) yang tertarik untuk melakukan penelitian tentang situs rumah Wallace.
Meskipun penelitiannya lebih fokus pada upaya pencarian rumah AR Wallace di Ternate namun masih dapat diharapkan membantu untuk melakukan pencarian informasi seputar topik yang saya geluti selama ini bersama Paul yaitu mencari keturunan Ali. Melalui upaya ini, lagi-lagi hasilnya nihil.
Tak berhenti di situ, pada tahun-tahun berjalan di kemudian, Paul mengunjungi Ternate dan menemui saya untuk melakukan kelanjutan dari penelitian yang belum menemukan titik terang dan saya pun selalu intens bersama Paul melakukan berbagai cara dari menemui anak mendiang Sultan Ternate hingga para orang pintar atau media gaib (baca mistisisme agama) yaitu mereka yang memiliki kemampuan untuk berbincang dengan ruh di alam gaib.
Tinggalkan Balasan