“Semoga Dinas Pertanian bisa merespon keluhan kami sebagai petani. Sawah di belakang Desa Gamlamo deng Desa Sambiki ini sangat luas, jika dong (pemerintah) peduli torang supaya petani bisa manfaatkan ladang sawah ini,” timpalnya.

Ia bilang, kebun ini sudah pernah ada manfaatnya. Mulai dari padi, sayur, rica, dan tomat. Tapi pernah juga gagal berulang kali.

“Padahal pertumbuhan sudah tumbuh subur, saat hujan air meluap dan semua harapan saya jadi hilang. Karena saya masyarakat petani punya mata pencaharian yang pertama itu sebagai petani padi, tomat deng rica,” terangnya.

“Torang minta irigasi saja, supaya air mengalir teratur karena air bersumber dari kebun Cucububu sangat lancar,” pinta Hafit.

Kebun sebagai harapan utama keluarga ini kadang belum bisa memberikan hasil apapun. Alhasil, Hafit harus banting setir melakukan pekerjaan lain, misalnya tukang bangunan.