Olehnya itu, Amat menyebutkan, dia bersama anggota ISSAP lainnya bakal mendatangi Dishub Kota Ternate untuk menyampaikan keluhan sekaligus mempertanyakan acuan tarif yang dipakai Grab dan inDrive.
“Mungkin hari Rabu atau Sabtu (pekan ini) torang akan datangi Dishub, karena keputusan tarif ini bukan ditentukan sendiri. Itu yang nantinya torang tanyakan ke pemerintah,” cetusnya.
Salah satu sopir angkot trayek Jambula, Alsadik (59 tahun) juga mengaku resah dengan adanya kehadiran Grab dan inDrive.
Menurut dia, Ternate merupakan kota yang kecil dibandingkan kota lainnya di Indonesia seperti Jakarta yang memiliki trayek dengan jangkauan jauh.
“Tapi kota kalau macam Ternate ini pakai dengan itu (transportasi online) mati kita nih angkot,” keluh dia.
Menurut dia, pendapatan sopir angkot beberapa bulan terakhir ini menurun drastis. Dari sebelumnya yang bisa sampai Rp 100 ribu perhari, kini bahkan tidak sampai Rp 75 ribu.
Tinggalkan Balasan