“Semuanya telah terpenuhi. Kemudian keterwakilan dari perempuan lebih dari 30 persen,” ungkapnya.
Ia mengungkap, PPP terjun bebas selama 2 kali pileg di tingkat DPRD Provinsi Malut. Partai berlambang Ka’bah ini sempat jaya pada Pileg 1999 dengan memperoleh 7 kursi. Namun, pada Pileg berikutnya turun menjadi 2 kemudian 1 kursi, hingga sekarang tidak ada lagi kursi.
Merosotnya kursi PPP di DPRD Malut itu, kata Mubin setelah dikaji, ternyata disebabkan oleh dua hal utama.
“Pertama kebijakan partai di tingkat atas selalu tidak sinkron dengan apa yang menjadi aspirasi masyarakat di bawahnya. Kedua, konsolidasi partai persatuan pembangunan selama 1 dekade 10 tahun hampir tidak berjalan secara maksimal,” jelas dia.
Atas hasil kajian masalah itu, Mubin optimis, pada Pileg 2024 ini partainya akan lebih berbenah secara internal memperkuat struktur partai, dan akan melakukan konsolidasi secara masif yang terstruktur.
Tinggalkan Balasan